Friday, April 29, 2011

Pesanan Nabi untuk kita Sebelum tidor

Perkara Sebelum Tidur( Tafsir Haqqi ) Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra : "Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :

... 1. Sebelum khatam Al Qur'an,
2. Sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir,
3. Sebelum para muslim meridloi kamu,
4. Sebelum kau laksanakan haji dan umroh....

"Bertanya Aisyah : "Ya Rasulullah.. .. Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?" Rasul tersenyum dan bersabda :

"Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tigakali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an. Bismillaahirrohmaan irrohiim, Qulhualloohu ahad' Alloohushshomad' lam yalid walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' ( 3 x )

Membacalah sholawat untukKu dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafaat di hari kiamat. Bismillaahirrohmaan irrohiim, Alloohumma shollii 'alaa syaidinaa Muhammad wa'alaa aalii syaidinaa Muhammad ( 3 x )

Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meredloi kamu. Astaghfirulloohal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih ( 3 x )

Dan,perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan-akankamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh" Bismillaahirrohmaan irrohiim, Subhanalloohi Walhamdulillaahi walaailaaha illalloohu alloohu akbar(3 x )

Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk mengamalkannya. AMeen.

Wednesday, April 27, 2011

10 Langkah Mempertahankan Ketajaman Akal Dalam Berfikir

Agar daya ingat anda tetap tajam pada berapapun usia anda, ikuti 10 langkah yang dicadangkan Paul Takahashi, M.D, specialist geriatrics (ahli penyakit yang berhubungan dengan penuaan) di Mayo Clinic, Rochester.

Langkah 1:

Latihlah pikiran anda. Seperti halnya aktiviti fizikal agar kuat dan sehat, aktiviti mental diperlukan untuk menjaga ketajaman daya ingat. Jika anda tetap terus belajar dan berfikir secara kritis, otak anda akan tetap berkembang. Tanpa memperhatikan usia, otak yang aktif akan menghasilkan sel saraf baru, yang saling terkait dan saling berkomunikasi satu sama lain. Hal ini membantu otak untuk menyimpan dan memulihkan kembali informasi secara lebih mudah, berapapun usia anda.

Bagaimana menciptakan kreativiti bagi otak anda? Cobalah:
• Belajar memainkan alat musik
• Mengisi teka teki silang pada waktu luang
• Berinteraksi dengan orang lain
• Memilih pekerjaan baru atau mulai sesuatu yang baru
• Mencoba hobi baru, seperti menulis, melukis, bersepeda atau memelihara burung
• Mengikuti berita di media massa, perkembangan dalam dan luar negeri
• Membaca

Langkah 2:

Berolahraga. Aktiviti olahraga secara teratur setiap hari dapat membantu kualiti aliran darah. Sebagian orang lebih mudah termotivasi saat berolahraga dengan teman atau keluarga untuk menemani. Anda dapat memilih untuk menggerakkan badan secara aktif, diantaranya dengan aerobik seperti jalan cepat, bersepeda atau berenang, berdampak positif bagi jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk mengalirkan oksigen ke otot-otot tubuh selama badan beraktiviti.

Dengan rajin bersenam aerobik, akan meningkatkan stamina dan ketahanan tubuh. Juga akan mengurangi tekanan darah tinggi, yang akan mengurangi risiko stroke, penyakit jantung, ginjal dan perkara terkait lainnya. “Dengan rajin berolahraga,”ujar Dr Takahashi, “Otak anda akan selalu berpikir positif, lebih tangkap dan lebih cermat dan akan mengalami kualiti tidur yang lebih baik.”

Langkah 3:

Makan, minum dan hidup sehat. Makan banyak buah-buahan dan sayuran, karena mengandung bahan antioksidan yang melindungi dan memberikan nutrisi yang diperlukan bagi sel-sel otak. Dan sebagai ‘bonus’, dengan makan buah-buahan dan sayuran akan mengurangi risiko terkena cancer, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koronari, diabetes dan osteoporosis (pengeroposan tulang). Dan seperti yang anda telah dengar sebelumnya yaitu banyak minum air suam, karena ini merupakan faktor yang sangat penting bagi tubuh.

Sebenarnya, tubuh manusia 70% terdiri dari air dari keseluruhan berat badan. Kekurangan air/cairan tubuh akan mengarah pada dehidrasi, yang dapat mengakibatkan merasa kelemahan dan susah menumpukan perhatian.

Langkah 4:

Kembangkan sistem pengingat untuk diri sendiri. Informasi datang dari segala arah pada setiap saat. Usaha lebih untuk mengingatkan diri anda sendiri hal apa saja yang penting.

Anda dapat menggunakan pemicu daya ingat dengan :
• Menuliskan yang penting. Simpan dalam buku harian, gunakan tanggal dan buatlah daftar
• Buat hal-hal yang rutin. Simpanlah barang-barang yang mudah hilang / terlupakan pada tempat yang sama setiap selesai menggunakan.
• Mudah terlihat. Sebagai contoh, letakkan kunci di dekat setrika, hal ini akan mempermudah anda untuk mencabut colokan setrika listrik sebelum meninggalkan rumah.
• Melatih pengulangan. “Untuk membantu mengingat nama seseorang, saya akan menyebut namanya beberapa kali dalam percakapan setelah berkenalan untuk mengingat nama seseorang,” ujar Dr Takahashi.

“Pengulangan akan membantu anda untuk melekatkan informasi pada otak. Ini merupakan contoh yang baik untuk membuat otak mengingat sesuatu.

Langkah 5:

Luangkan waktu untuk mengingat sesuatu. Penuaan pada manusia akan mengubah komposisi otak, secara normal akan mengurangi kemampuan pikiran untuk mengolah informasi baru. Tapi Dr Takahashi berpendapat bahwa kebijaksanaan dari orang yang sudah berumur dapat mengkompensasi perubahan fizikal yang terjadi. “Adalah benar kita akan mengalami pengurangan kapasiti daya ingat untuk informasi baru,” jelas Dr Takahashi. Bagaimanapun, pengalaman akan mengkompensasi kurangnya kemampuan daya ingat. “Orang yang sudah berumur tetap dapat mempunyai daya ingat yang baik walaupun mengalami perubahan fisiologi.” Mudah lupa mungkin indikasi tak lebih dari terlalu banyak yang tersimpan di pikiran. Sebaiknya jadilah lebih rileks tapi tetap konsentrasi pada suatu beban yang dialami.

Langkah 6:

Belajar teknik untuk relaks. Stress dan perasaan khawatir berlebihan dapat mengganggu konsentrasi, jadi penting maknanya meluangkan waktu untuk lebih rileks.

Salah satu teknik untuk ‘istirahat’ dari hiruk pikuk dunia:
• Berbaring atau duduk dengan santai dengan mata tertutup
• Pahami pikiran anda. Apakah dipenuhi dengan masalah yang mengganggu pikiran? Bayangkan bahwa penyebab ketidaknyamanan pikiran pergi melayang jauh.
• Alirkan rasa rileks ke seluruh tubuh. Mulai dari jari kaki dan biarkan mengalir ke seluruh tubuh. Kencangkan kelompok otot saat ‘aliran rileks’ mengalir, untuk beberapa detik sebelum anda rilekskan. Teruskan ke atas, mulai jari kaki ke atas kaki, tumit ke lutut, paha ke pinggul, punggung ke bahu, lengan ke jari tangan, leher ke kepala dan akhirnya semua otot pada muka.
• Bernafas secara perlahan, teratur dan dalam
• Sekali anda melakukan rileksasi tersebut diatas, bayangkan bahwa anda berada di tempat favorite anda atau di tempat yang sepi.
• Setelah 5 atau 10 minit, beranjaklah secara perlahan-lahan.

Langkah 7:

Selalu berpikir positif. “Kebahagiaan memainkan peranan utama dalam perspektif kehidupan,” kata Dr Takahashi. “Kebahagiaan membuat anda lebih stabil, pikiran anda akan lebih terbuka untuk menerima informasi.” Dan ada penelitian yang mendukung pernyataan itu. Penelitian menunjukkan bahwa rasa optimis cenderung memang mempengaruhi kesihatan secara keseluruhan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Mayo Clinic Proceedings, orang yang memiliki optimisme tinggi memiliki angka 50 % lebih rendah risiko kematian mendadak daripada orang yang pesimis.

Langkah 8:

Konsultasi dengan doktor. Banyak faktor yang tidak terkait langsung dengan penuaan atau genetik ikut menyumbang masalah daya ingat. Hal ini termasuk kesan sampingan penggunaan ubat-ubatan, berkurangnya daya lihat dan pendengaran, kekurangan vitamin, kelelahan, depresi dan stress. Depresi dapat menjadi penyebab masalah daya ingat dan kurangnya daya tumpuan dan seringkali penyebab penyakit Alzheimer pada orang yang telah berumur.

Depresi atau tekanan dapat diatasi, sehingga akan memulihkan daya ingat dan konsentrasi. Jika anda atau anggota keluarga khuatir mengenai daya ingat, segera pergi membuat pemeriksaan.

Langkah 9:

Periksa tekanan darah. Kawallah tekanan darah, kolesterol dan level kadar gula darah. Ujian ini relatif, mudah dilakukan dan sebagai indikasi efektif apa yang terjadi di dalam tubuh. Orang dewasa yang selalu menjaga tekanan darah dan tidak merokok akan mengurangkan risiko terkena stroke.

Langkah 10:

Jagalah perspektif anda. Anda bukan satu-satunya orang yang lupa dimana kunci rumah yang baru saja anda letakkan. Atau ragu, apakah setrika listrik dirumah sudah anda cabut atau belum. Sebenarnya hal itu bukan hal yang perlu dikhuatirkan, apabila kekerapannya tidak tinggi. “Kita semua akan mengalami berkurangnya daya ingat seiring dengan masa,” jelas Dr Takahashi. ”Tapi dengan pengalaman selama bertahun-tahun membuat anda lebih bijak dalam menyikapi suatu informasi.”

Semua orang seringkali mengalami kesulitan untuk mengingat sesuatu pada masa2 tertentu. Jadi jangan kehilangan semangat untuk cuba ingat. Kebijaksanaan terbangun seirama dengan bertambahnya usia daya ingat.

Sumber, tetapi diubahsuai sedikit untuk bahasa Melayu

http://addsht.blogspot.com/

6 Golongan Masuk Neraka Tanpa Hisab

Allah S.W.T. telah menyediakan syurga untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa kepada-Nya, apabila mereka bertemu Allah S.W.T. di hari akhirat. Begitu juga Allah S.W.T. telah menyedikan neraka untuk hamba-hamba-Nya yang melakukan dosa dan tidak melaksanakan suruhan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Kesemua manusia yang beriman akan melalui hisab iaitu timbangan amal di atas dosa dan pahala yang telah dikerjakannya ketika di dunia. Tetapi amat malang terdapat 6 golongan manusia yang akan dimasukkan ke dalam neraka tanpa hisab di sebabkan dosa besar dan kemugkaran yang mereka lakukan ketika di dunia.
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah S.A.W bersabda maksudnya :
“Enam kerana enam akan dimasukkan ke neraka pada hari kiamat sebelum hisab (perhitungan amal) iaitu :
1. Kerajaan atau pemerintah yang zalim
2. Orang yang fanatik (menyombongkan kebangsaannya)
3. Ketua kampung/pemimpin yang sombong.
4. Pedagang atau ahli perniagaan yang berkhianat.
5. Orang kampung yang kerana kebodohannya.
6. Dan ahli ilmu kerana hasad dengkinya.”

Hasad atau dengki diertikan sebagai sifat seseorang yang tidak suka orang lain lebih daripadanya atau tidak suka orang lain mendapatkan kenikmatan Allah. Ia ingin nikmat itu hilang daripada orang lain. Perasaan dan sifat ini adalah sifat yang dimiliki oleh Iblis laknatullah betapa dia cukup irihati kepada Nabi Adam a.s. dan anak cucunya.

Hasad dengki yang paling membahaya adalah apabila ulama menaruh hasad dengki kepada ulama yang lain. Apabila seseorang itu di gelar alim ulama maka dia adalah seorang yang berilmu dan mengetahui dosa dan pahala.
Dalam sejarah umat Islam yang terdahulu seorang ulama Islam yang besar Imam Abu Hanifah telah difitnahkan oleh beberapa ulama dizamannya. Mereka menaruh hasad dengki kepada beliau kerana ilmunya yang luas dan ramainya anak murid yang mengikuti pengajiannya. Fitnah yang mereka lemparkan keatas beliau hingga pemerentah masa itu telah memasukkan beliau masuk kedalam penjara. Tetapi dengan izin Allah, Allah S.W.T. membantu hamba-hamba-Nya yang dianianya dan Abu Hanifah dapat buktikan bahawa segala tuduhan dan tohmahan tersebut adalah fitnah semata-mata dan beliau dibebaskan.
Dari Abu Yazid Usamah bin Zaid bin Haritsah r.a yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud : ‘Seseorang didatangkan pada hari Qiyamat, lalu dilempar ke Neraka. Maka keluarlah isi perutnya. Dengan isi perut yang keluar itu ia berputar-putar seperti himar yang mengitari porosnya. Para penghuni neraka berkumpul di dekatnya, seraya mengatakan, ‘Wahai si Fulan! Apa yang terjadi padamu? Bukankah (dulu) kamu memerentah kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar?’ Ia menjawab, ‘Ya, memang dulu aku memerintahkannya kepada yang makruf , namun aku tidak melaksanakannya dan mencegah dari yang mungkar, namun aku melanggarnya’.”
(Hadis Riwayat Muttafaq Alaih)
Biasanya ulama yang memiliki sifat hasad dengki adalah ulama dunia, ulama yang mementingkan diri sendiri dan tidak mahu menyatakan kebenaran kepada pemimpin zalim walaupun kezaliman itu terang-terangan berlaku dihadapan matanya. Ulama seperti ini akan masuk neraka tanpa hisab dan dia lebih dahulu masuk neraka daripada penyembah berhala . jadi para sahabat sekalian,Marilah sama-sama kita menjauhkan diri daripada enam golongan yang masuk neraka tanpa hisab seperti huraian di atas. Orang yang paling berbahagia adalah golongan yang masuk syurga tanpa hisab seperti para Nabi dan Rasul dan para syuhada dan mereka yang benar-benar beriman, bertakwa dan bertawakkal kepada Allah S.W.T. bukannya golongan yang masuk neraka tanpa hisab.

10 Golongan Yang Masuk Syurga Tanpa Hisab

Terdapat 70,000 umat Muhammad s.a.w yang dapat masuk syurga tanpa hisab dan tiada azab. Ini bersumberkan hadis yang diriwayat Bukhari dan Muslim bersumber daripada Ibnu Abbas r.a. Muka mereka bercahaya seperti bulan purnama. Mereka adalah:

1. Ahl al-fadl (ahli kemuliaan)- orang yang menanggung kesakitan apabila diperbo-dohkan, bersabar apabila dizalimi dan memaafkan apabila dilakukan kejahatan terhadap mereka.

2. Ahli as sabr (ahli kesabaran)- bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan menghindarkan maksiat terhadap-Nya.

3. Jiran-jiran Allah- saling berziarah dalam berkasih-sayang kerana Allah, duduk dan bangun bersama-sama saudara mereka kerana Allah.

(hadis riwayat Abu Nu’aim daripada Ali bin Husain)

4. Orang yang mati dalam perjalanan ke Mekah samada pergi atau balik

(hadis riwayat Jabir)

5. penuntut ilmu, perempuan yang taat kepada suami dan anak yang berbakti kepada ibu bapa

(hadis marfu’ sumber Abu Ayyaub al-ansari)

6. Sesiapa yang berjalan kerana hendak menunaikan hajat saudaranya yang muslim sehingga tertunai hajat itu dan meniggal dalam masa tersebut.

(hadis marfu’ sumber daripada Anas)

7. Sesiapa yang mengasuh kanak-kanak sehingga berupaya mengucapkan ‘lailahaillallah”

(hadis sumber daripada A’isyah r.a)

8. Orang islam lelaki dan perempuan yang mati pada malam dan siang hari Jumaat

(hadis marfu’ sumber daripada ‘Ata’)

9. Hamba yang bersabar apabila diuji dengan bala bencana pada tubuhnya dan anaknya

(hadis marfu’ riwayat Hakim at-Tirmidzi)

10. Orang yang menggali perigi di tengah padang dengan penuh keimanan dan mengharapkan ganjaran Allah

(Ibn Mas’ud)

Al-Hakim dan al-Baihaqi mengeluarkan hadis yang bersumber daripada Jabir secara marfu’: “Barangsiapa yang lebih kebajikannya atas kejahatannya, maka mereka itulah yang masuk ke syurga tanpa hisab, dan barang siapa yang sama kebajikannya dan kejahatannya maka mereka itulah yang dihisabkan dengan hisab yang sedikit, dan barang siapa yang kejahatannya lebih banyak, maka dialah yang diberikan syafaat setelah menerima siksaannya.”

Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang dapat masuk syurga tanpa hisab dan dibentangkan suratan amal. Tajdidkan niat. Ikhlaskan diri. Biar tidak dipuji manusia. Pentingnya adalah nilaian pandangan Allah taala.

*Sumber daripada buku Misteri di sebalik tiupan sangkakala saringan daripada kitab At-Tazkirah fi Ahwal al-Mauta wa Umur al-Akhirah oleh Imam al-Qurtubi dan Kasyful Ghummah pada menyatakan orang mati & hal hari kiamat oleh Syeikh Daud al-Fatani yang disusun oleh Muhammad Ramzi Omar.

Paderi terpaksa buka rahsia

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidika agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, ‘Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini.’ Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, ‘Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.’ Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, ‘Bagaimana anda tahu bahawa saya seorang Muslim?’Paderi itu menjawab, ‘Dari tanda yang terdapat di wajahmu.

Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan kehadiran pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata, ‘Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.

Si pemuda tersenyum dan berkata, ‘Silakan!’

Sang paderi pun mulai bertanya,:

‘Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya.’

‘Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!’

‘Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?’

‘Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?’

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca ‘Bismillah…’ dia berkata,:

Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..

Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, ‘Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).’ (Al-Isra’: 12).

Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.

Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.

Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk.

Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, ‘Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.’ (Al-Mulk: 3).

Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, ‘Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.’ (Al-Haqah: 17).

Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.

Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. berfirman, ‘Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.’ (Al-An’am: 160).

Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .

Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, ‘Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.’ (Al-Baqarah: 60).

Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. berfirman, ‘Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.’ (At-Takwir: 18)

Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, ‘Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.’ Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ‘Tak ada cercaan terhadap kamu semua.’ Dan ayah mereka Ya’qub berkata, ‘Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ (Yusuf:98)

Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, ‘Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai.’ (Luqman: 19).

Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.

Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, ‘Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.’ (Al-Anbiya’:69).

Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).

Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya Wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. ‘Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.’ (Yusuf: 28).

Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.

Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.

Pemuda ini berkata,:

‘Apakah kunci surga itu?’

Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.

Mereka berkata, ‘Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!’
Paderi tersebut berkata, ‘Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah.’

Mereka menjawab, ‘Kami akan jamin keselamatan anda.

Paderi pun berkata,:

‘Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah , Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.

Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa .

Wallahu’alam….

Rujukan :

http://hasnulhadiahmad.blogspot.com/

7 Rombongan Iblis Disaat Nazak

Dipetik drp blog Peribadirasulullah .....

Syaitan & Iblis sentiasa mendampingi manusia supaya manusia mengikut segala hasutannya.Tidak kira di mana kita berada,syaitan akan tetap datang untuk menggoda kita. Apabila sudah tergoda,berbagai-bagai maksiat yang kita terlanjur lakukan.Akan tetapi di saat sakaratul maut,iblis tidak datang lagi untuk kita melakukan maksiat,tatapi dia datang untuk menukarkan akidah kita.Walaupun kita bergelar umat islam,namun belum pasti kita dapat mati dalam keadaan Islam.

Rombongan 1

Iblis itu datang dengan pelbagai rupa bentuk yang pelik dan aneh seperti emas,perak,makanan dan minuman yang lazat-lazat.Jika sewaktu hidupnya dia seorang yang tamak haloba pada barang-barang tersebut,maka akan disogokkan segala keperluan itu hingga nyawanya bercerai daripada tubuh. Dia mati dalam keadaan yang lalai dan lupa kepada Allah.

Rombongan 2

Iblis itu datang menyerupai rupa binatang yang ditakuti manusia seperti harimau,ular,singa atau kala jengking yang berbisa,maka dia meraung ketakutan semasa itu. Di waktu itu tercabutlah nyawanya.

Rombongan 3

Iblis itu datang menyerupai binatang yang menjadi minat kepada bakal si mati. Kalau dia berminat kepada burung,maka akan datang iblis itu menyerupai burung.Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu, matilah dia dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah.

Rombongan 4

Iblis menjelma dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati. Maka, semasa itu ,dia berusaha untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu.Apabila sampai waktu maut itu,matilah dia dalam keadaan fasik dan munafik.

Rombongan 5

Iblis menjelmakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu.Contohnya, ibunya membawa makanan dan minuman yang sangat diharapkan orang yang dalam Sakaratul Maut.Lalu dia menghulurkan tangan untuk mencapai makanan dan minuman tersebut.Maka jika dia sudi menerimanya dengan tanpa berfikir panjang, ketika itu matilah dia dalam kekafiran yang nyata.

Rombongan 6

Iblis menjelmakan dirinya sebagai ulama’-ulama’ yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata,”wahai muridku, lama sudah kami menunggumu. Pelbagai ceruk telah kami pergi, rupanya kamu sakit di sini. Oleh itu, kami bawakan doktor dan bomoh bersama-sama ubat untukmu”.

Lalu dia minum ubat tersebut, penyakit itu hilang dan kemudian penyakit itu datang lagi. Lalu iblis yang menyerupai ulama’ berkata” kali ini kami datang untuk memberi nasihat agar kamu mati di dalam keadaan baik,tahukah kamu bagaimana hakikat Allah? Orang yang dalam sakaratul maut menyatakan dia tidak tahu.

Iblis itu mula memasang perangkapnya dengan berkata” ketahuilah ,aku ini adalah seorang ulama yang hebat ,aku baru sahaja kembali dari alam ghaib dan telah memperolehi syurga yang paling tinggi.Cubalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalu kamu ingin mengetahui Zat Allah, hendaklah kamu patuh kepada kami”.

Si bakal mati memandang ke kanan dan ke kiri, terpersonalah dia melihat sanak saudaranya berada dalam kesenagan syurga.kemudian dia berkata” Bagaimanakah Zat Allah ?” Iblis itu merasa gembira kerana perangkapnya sudah mengena lalu berkata”Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu”.

Apabila tirai dibuka selapis demi selapis ,maka si bakal mati itu dapat melihat satu benda yang sangat besar ,seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi. Iblis berkata” Itulah dia Zat Allah yang patut kamu sembah”. Si bakal mati peun berkata” Wahai guruku ,bukankah ini benda yang benar-benar besar, tapi benda ini mempunyai jihat enam, iaitu benda ini ada di kirinya dan kanannya,mempunyai atas dan bawahnya,mempunyai atas dan bawahnya,mempunyai depan dan belakangnya. Sedangkan zat Allah tidak menyerupai makhluk , sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain dari yang kita ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda besar ini”.

Dalam keadaan masih ragu-ragu, malaikat Izrail pun datang mencabut nyawanya. Maka matilah orang itu dalam kekafiran dan kekal di dalam neraka.

Rombongan 7

Iblis terdiri dari 72 barisan(menyerupai iktikad rasulullah bahawa umat Muhammad akan terbahagi kepada 73 barisan). Satu puak sahaja yang benar(ahli sunnah waljamaah) 72 lagi kumpulan termasuk ke neraka kerana kesesatan.iblis mengacau dan mengaggu si bakal mati dengan 72 macam godaan dan setiap satunya berlainan.

Hanya dengan kalimah “Laa ilaaha illallah” dapat menyelamatkan si bakal mati daripada 7 rombongan iblis laknatullah. Banyakkan lah berdoa supaya kita terselamat dan masih kekal sebagai umat islam di ambang sakaratul maut.

Hadis Rasulullah menerangkan ,”Ya Allah aku berlindung dengan Engkau daripada perdayaan syaitan di waktu maut”.

Kiriman: Layyinul Jauza

Wallahu’alam….

Sunday, April 24, 2011

Imam Abu Hanifah Diracun

Tulisan ini dipetik daripada blog antalhaq.

Imam Abu Hanafih adalah seorang imam Mazhab yang besar dalam dunia Islam. Dalam empat mazhab yang terkenal tersebut hanya Imam Hanafi yang bukan orang Arab. Beliau keturunan Persia atau disebut juga dengan bangsa Ajam. Pendirian beliau sama dengan pendirian imam yang lain, iaitu sama-sama menegakkan Al-Quran dan sunnah Nabi SAW.

Imam Hanafi dilahirkan pada tahun 80 Hijrah bertepatan tahun 699 Masehi di sebuah kota bernama Kufah. Nama yang sebenarnya ialah Nu’man bin Tsabit bin Zautha bin Maha. Kemudian masyhur dengan gelaran Imam Hanafi.

Kemasyhuran nama tersebut menurut para ahli sejarah ada beberapa sebab:

1. Kerana ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Hanifah, maka ia diberi julukan dengan Abu Hanifah.

2. Kerana semenjak kecilnya sangat tekun belajar dan menghayati setiap yang dipelajarinya, maka ia dianggap seorang yang hanif (kecenderungan/condong) pada agama. Itulah sebabnya ia masyhur dengan gelaran Abu Hanifah.

3. Menurut bahasa Persia, Hanifah bererti tinta. Imam Hanafi sangat rajin menulis hadith-hadith, ke mana, ia pergi selalu membawa tinta. Kerana itu ia dinamakan Abu Hanifah.

Waktu ia dilahirkan, pemerintahan Islam berada di tangan Abdul Malik bin Marwan, dari keturunan Bani Umaiyyah kelima. Kepandaian Imam Hanafi tidak diragukan lagi, beliau mengerti betul tentang ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu kalam, dan juga ilmu hadith. Di samping itu beliau juga pandai dalam ilmu kesusasteraan dan hikmah.

Imam Hanafi adalah seorang hamba Allah yang bertakwa dan soleh, seluruh waktunya lebih banyak diisi dengan amal ibadah. Jika beliau berdoa matanya bercucuran air mata demi mengharapkan keredhaan Allah SWT. Walaupun demikian orang-orang yang berjiwa jahat selalu berusaha untuk menganiaya beliau.

Sifat keberanian beliau adalah berani menegakkan dan mempertahankan kebenaran. Untuk kebenaran ia tidak takut sengsara atau apa bahaya yang akan diterimanya. Dengan keberaniannya itu beliau selalu mencegah orang-orang yang melakukan perbuatan mungkar, kerana menurut Imam Hanafi kalau kemungkaran itu tidak dicegah, bukan orang yang berbuat kejahatan itu saja yang akan merasakan akibatnya, melainkan semuanya, termasuk orang-orang yang baik yang ada di tempat tersebut.

Sebahagian dilukiskan dalam sebuah hadith Rasulullah SAW bahawa bumi ini diumpamakan sebuah bahtera yang didiami oleh dua kumpulan. Kumpulan pertama adalah terdiri orang-orang yang baik-baik sementara kumpulan kedua terdiri dari yang jahat-jahat. Kalau kumpulan jahat ini mahu merosak bahtera dan kumpulan baik itu tidak mahu mencegahnya, maka seluruh penghuni bahtera itu akan binasa. Tetapi sebaliknya jika kumpulan yang baik itu mahu mencegah perbuatan orang-orang yang mahu membuat kerosakan di atas bahtera itu, maka semuanya akan selamat.

Sifat Imam Hanafi yang lain adalah menolak kedudukan tinggi yang diberikan pemerintah kepadanya. Ia menolak pangkat dan menolak wang yang dibelikan kepadanya. Akibat dari penolakannya itu ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Di dalam penjara ia diseksa, dipukul dan sebagainya.

Gabenor di Iraq pada waktu itu berada di tangan Yazid bin Hurairah Al-Fazzari. Selaku pemimpin ia tentu dapat mengangkat dan memberhentikan pegawai yang berada di bawah kekuasaannya. Pernah pada suatu ketika Imam Hanafi akan diangkat menjadi ketua urusan perbendaharan negara (Baitul mal), tetapi pengangkatan itu ditolaknya. Ia tidak mahu menerima kedudukan tinggi tersebut. Sampai berulang kali Gabenor Yazid menawarkan pangkat itu kepadanya, namun tetap ditolaknya.

Pada waktu yang lain Gabenor Yazid menawarkan pangkat Kadi (hakim) tetapi juga ditolaknya. Rupanya Yazid tidak senang melihat sikap Imam Hanafi tersebut. Seolah-olah Imam Hanafi memusuhi pemerintah, kerana itu timbul rasa curiganya. Oleh kerana itu ia diselidiki dan diancam akan dihukum dengan hukum dera. Ketika Imam Hanafi mendengar kata ancaman hukum dera itu Imam Hanafi menjawab: “Demi Allah, aku tidak akan mengerjakan jabatan yang ditawarkan kepadaku, sekalipun aku akan dibunuh oleh pihak kerajaan.” Demikian beraninya Imam Hanafi dalam menegakkan pendirian hidupnya.

Pada suatu hari Yazid memanggil para alim ulama ahli fiqih yang terkemuka di Iraq, dikumpulkan di muka istananya. Di antara mereka yang datang ketika itu adalah Ibnu Abi Laila. Ibnu Syblamah, Daud bin Abi Hind dan lain-lain. Kepada mereka, masing-masing diberi kedudukan rasmi oleh Gabenor.

Ketika itu gabenor menetapkan Imam Hanafi menjadi Pengetua jawatan Sekretari gabenor. Tugasnya adalah bertanggungjawab terhadap keluar masuk wang negara. Gabenor dalam memutuskan jabatan itu disertai dengan sumpah, “Jika Abu Hanifah tidak menerima pangkat itu nescaya ia akan dihukum dengan pukulan.”

Walaupun ada ancaman seperti itu, Imam Hanafi tetap menolak jawatan itu, bahkan ia tetap tegas, bahawa ia tidak mahu menjadi pegawai kerajaan dan tidak mahu campur tangan dalam urusan negara.

Kerana sikapnya itu, akhirnya ditangkap oleh gabenor. Kemudian dimasukkan ke dalam penjara selama dua minggu, dengan tidak dipukul. Lima belas hari kemudian baru dipukul sebanyak 14 kali pukulan, setelah itu baru dibebaskan. Beberapa hari sesudah itu gabenor menawarkan menjadi kadi, juga ditolaknya. Kemudian ditangkap lagi dan dijatuhi hukuman dera sebanyak 110 kali. Setiap hari didera sebanyak sepuluh kali pukulan. Namun demikian Imam Hanafi tetap dengan pendiriannya. Sampai ia dilepaskan kembali setelah cukup 110 kali cambukan.

Akibat dari pukulan itu muka dan seluruh badannya menjadi bengkak-bengkak. Hukuman cambuk itu sengaja untuk menghina Imam Hanafi. Walaupun demikian ketika Imam Hanafi diseksa ia sempat berkata. “Hukuman dera di dunia lebih ringan daripada hukuman neraka di akhirat nanti.” Ketika ia berusia lebih dari 50 tahun, ketua negara ketika itu berada di tangan Marwan bin Muhammad. Imam Hanafi juga menerima ujian. Kemudian pada tahun 132 H sesudah dua tahun dari hukuman tadi terjadilah pergantian pimpinan negara, dari keturunan Umaiyyah ke tangan Abbasiyyah, ketua negaranya bernama Abu Abbas as Saffah.

Pada tahun 132 H sesudah Abu Abbas meninggal dunia diganti dengan ketua negara yang baru bernama Abi Jaafar Al-Mansur, saudara muda dari Abul Abbas as Saffah. Ketika itu Imam Abu Hanifah telah berumur 56 tahun. Namanya masih tetap harum sebagai ulama besar yang disegani. Ahli fikir yang cepat dapat menyelesaikan sesuatu persoalan.

Suatu hari Imam Hanafi mendapat panggilan dari baginda Al-Mansur di Baghdad, supaya ia datang mengadap ke istana. Sesampainya ia di istana Baghdad ia ditetapkan oleh baginda menjadi kadi (hakim) kerajaan Baghdad. Dengan tawaran tersebut, salah seorang pegawai negara bertanya: “Adakah guru tetap akan menolak kedudukan baik itu?” Dijawab oleh Imam Hanafi “Amirul mukminin lebih kuat membayar kifarat sumpahnya daripada saya membayar sumpah saya.”

Kerana ia masih tetap menolak, maka diperintahkan kepada pengawal untuk menangkapnya, kemudian dimasukkan ke dalam penjara di Baghdad. Pada saat itu para ulama yang terkemuka di Kufah ada tiga orang. Salah satu di antaranya ialah Imam Ibnu Abi Laila. Ulama ini sejak pemerintahan Abu Abbas as Saffah telah menjadi mufti kerajaan untuk kota Kufah. Kerana sikap Imam Hanafi itu, Imam Abi Laila pun dilarang memberi fatwa.

Pada suatu hari Imam Hanafi dikeluarkan dari penjara kerana mendapat panggilan dari Al-Mansur, tetapi ia tetap menolak. Baginda bertanya, “Apakah engkau telah suka dalam keadaan seperti ini?”

Dijawab oleh Imam Hanafi: “Wahai Amirul Mukminin semoga Allah memperbaiki Amirul Mukminin.

Wahai Amirul Mukminin, takutlah kepada Allah, janganlah bersekutu dalam kepercayaan dengan orang yang tidak takut kepada Allah. Demi Allah saya bukanlah orang yang boleh dipercayai di waktu tenang, maka bagaimana saya akan dipercayai di waktu marah, sungguh saya tidak sepatutnya diberi jawatan itu.”

Baginda berkata lagi: “Kamu berdusta, kamu patut dan sesuai memegang jawatan itu.” Dijawab oleh Imam Hanafi: “Amirul Mukminin, sungguh baginda telah menetapkan sendiri, jika saya benar, saya telah menyatakan bahawa saya tidak patut memegang jawatan itu. Jika saya berdusta, maka bagaimana baginda akan mengangkat seorang maulana yang dipandang rendah oleh bangsa Arab. Bangsa Arab tidak akan rela diadili seorang golongan hakim seperti saya.”

Pernah juga terjadi, baginda Abu Jaffar Al-Mansur memanggil tiga orang ulama besar ke istananya, iaitu Imam Abu Hanifah, Imam Sufyan ats Tauri dan Imam Syarik an Nakhaei. Setelah mereka hadir di istana, maka ketiganya ditetapkan untuk menduduki pangkat yang cukup tinggi dalam kenegaraan, masing-masing diberi surat pelantikan tersebut.

Imam Sufyan ats Tauri diangkat menjadi kadi di Kota Basrah, lmam Syarik diangkat menjadi kadi di ibu kota. Adapun Imam Hanafi tidak mahu menerima pengangkatan itu di manapun ia diletakkan. Pengangkatan itu disertai dengan ancaman bahawa siapa saja yang tidak mahu menerima jawatan itu akan didera sebanyak l00 kali deraan.

Imam Syarik menerima jawatan itu, tetapi Imam Sufyan tidak mahu menerimanya, kemudian ia melarikan diri ke Yaman. Imam Abu Hanifah juga tidak mahu menerimanya dan tidak pula berusaha melarikan diri.

Oleh sebab itu Imam Abu Hanifah dimasukkan kembali ke dalam penjara dan dijatuhi hukuman sebanyak 100 kali dera. Setiap pagi dipukul dengan cambuk sementara dileher beliau dikalung dengan rantai besi yang berat.

Suatu kali Imam Hanafi dipanggil baginda untuk mengadapnya. Setelah tiba di depan baginda, lalu diberinya segelas air yang berisi racun. Ia dipaksa meminumnya. Setelah diminum air yang beracun itu Imam Hanafi kembali dimasukkan ke dalam penjara. Imam Hanafi wafat dalam keadaan menderita di penjara ketika itu ia berusia 70 tahun.

Imam Hanafi menolak semua tawaran yang diberikan oleh kerajaan daulah Umaiyyah dan Abbasiyah adalah kerana beliau tidak sesuai dengan corak pemerintahan yang mereka kendalikan. Oleh sebab itu mereka berusaha mengajak Imam Hanafi untuk bekerjasama mengikut gerak langkah mereka, dan akhirnya mereka seksa hingga meninggal, kerana Imam Hanafi menolak semua tawaran yang mereka berikan.

Imam Syafie Ditangkap Dan Dirantai

Tulisan ini dipetik daripada blog antalhaq.

Imam Syafie bernama Muhammad bin Idris. Salasilah keturunan beliau adalah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafie bin Saib bin Abdul Yazid bin Hasyim bin Abdul Mutalib bin Abdul Manaf. Keturunan beliau bertemu dengan keturunan Nabi Muhammad SAW pada datuk Nabi Muhammad yang ketiga iaitu Abdul Manaf.

Beliau dilahirkan di Ghuzah nama sebuah kampung yang termasuk daerah Palestin, pada bulan Rejab 150 H atau 767 Masehi. Tempat asal ayah dan bonda beliau ialah di Kota Makkah. Imam Syafie lahir di Palestin kerana ketika itu bondanya pergi ke daerah itu demi keperluan penting. Namun di dalam perjalanan menuju Palestin tersebut ayahnya meninggal dunia, sementara Imam Syafie masih dalam kandungan ibunya. Setelah berumur dua tahun baru Imam Syafie dan ibunya kembali ke Kota Makkah.

Ketika berumur 9 tahun beliau telah hafal Al-Quran 30 juz. Umur 19 tahun telah mengerti isi kitab Al-Muwatha’, karangan Imam Malik, tidak lama kemudian Al-Muwatha’ telah dihafalnya. Kitab Al-Muwatha’ tersebut berisi hadith-hadith Rasulullah SAW, yang dihimpun oleh Imam Malik.

Kerana kecerdasannya pada umur 15 tahun beliau telah diizinkan memberi fatwa di hadapan masyarakat dan menjawat sebagai guru besar ilmu hadith serta menjadi mufti dalam Masjidil Haram di Makkah.

Ketika berumur 20 tahun beliau pergi belajar ke tempat Imam Malik di Madinah, setelah itu beliau ke Irak, Parsi dan akhirnya kembali ke Madinah. Dalam usia 29 tahun beliau pergi ke Yaman untuk menuntut ilmu pengetahuan.

Tentang ketaatan beliau dalam beribadah kepada Allah diceritakan bahawa setiap malam beliau membagi malam itu kepada tiga bahagian. Sepertiga malam beliau gunakan kewajipan sebagai manusia yang mempunyai keluarga, sepertiga malam untuk solat dan zikir dan sepertiga lagi untuk tidur.

Ketika Imam Syafie di Yaman, beliau diangkat menjadi setiausaha dan penulis istimewa Gabenor di Yaman, sekaligus menjadi guru besar di sana. Kerana beliau termasuk orang pendatang, secara tiba-tiba memangku jawatan yang tinggi, maka ramai orang yang memfitnah beliau.

Ahli sejarah telah menceritakan bahawa waktu sultan Harun Ar-Rasyid sedang marah terhadap kaum Syiah, sebab golongan tersebut berusaha untuk meruntuhkan kekuasaan Abbasiyah, mereka berhasrat mendirikan sebuah kerajaan Alawiyah iaitu keturunan Saidina Ali bin Abi Talib. Kerana itu di mana kaum Syiah berada mereka diburu dan dibunuh.

Suatu kali datang surat baginda Sultan dari Baghdad. Dalam surat yang ditujukan kepada Wali negeri itu diberitahukan supaya semua kaum Syiah ditangkap. Untuk pertama kali yang paling penting adalah para pemimpinnya, jika pekerjaan penangkapan telah selesai semua mereka akan dikirimkan ke Baghdad. Semuanya harus dibelenggu dan dirantai. Imam Syafie juga ditangkap, sebab di dalam surat tersebut bahawa Imam Syafie termasuk dalam senarai para pemimpin Syiah.

Ketika peristiwa itu terjadi pada bulan Ramadhan, Imam Syafie dibawa ke Baghdad dengan dirantai kedua belah tangannya. Dalam keadaan dibelenggu itu para tahanan disuruh berjalan kaki mulai dari Arab Selatan (Yaman) sampai ke Arab Utara (Baghdad), yang menempuh perjalanan selama dua bulan. Sampai di Baghdad belenggu belum dibuka, yang menyebabkan darah-darah hitam melekat pada rantai-rantai yang mengikat tangan mereka.

Pada suatu malam pengadilan pun dimulai. Para tahanan satu persatu masuk ke dalam bilik pemeriksaan. Setelah mereka ditanya dengan beberapa kalimat, mereka dibunuh dengan memenggal leher tahanan tersebut. Supaya darah yang keluar dari leher yang dipotong itu tidak berserak ia dialas dengan kulit binatang yang diberi nama dengan natha’.

Imam Syafie dalam keadaan tenang menunggu giliran, dengan memohon keadilan kepada Allah SWT. Kemudian beliau dipanggil ke hadapan baginda Sultan. Imam Syafie menyerahkan segalanya hanya kepada Allah SWT. Dengan keadaan merangkak kerana kedua belah kaki beliau diikat dengan rantai, Imam Syafie mengadap Sultan. Semua para pembesar memperhatikan beliau.

“Assalamualaika, ya Amirul Mukminin wabarakatuh.”
Demikian ucapan salam beliau kepada baginda dengan tidak disempurnakan iaitu “Warahmatullah.”

“Wa alaikassalam warahmatullah wabarakatuh.” Jawab baginda. Kemudian baginda bertanya: “Mengapa engkau mengucap salam dengan ucapan yang tidak diperintahkan oleh sunnah, dan mengapa engkau berani berkata-kata dalam majlis ini sebelum mendapat izin dari saya?”

Imam Syafie menjawab: “Tidak saya ucapkan kata “Warahmatullah” kerana rahmat Allah itu terletak dalam hati baginda sendiri.” Mendengar kata-kata itu hati baginda jadi lembut. Kemudian Imam Syafie membaca surah An-Nur ayat 55 yang bermaksud:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahawa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sesungguhnya Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diredhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.”

Setelah membaca ayat di atas kemudian Imam Syafie berkata: “Demikianlah Allah telah menepati janjiNya, kerana sekarang baginda telah menjadi khalifah, jawapan salam baginda tadi membuat hati saya menjadi aman.” Hati baginda menjadi bertambah lembut. Baginda Harun ar Rashid bertanya kembali: “Kenapa engkau menyebarkan faham Syiah, dan apa alasanmu untuk menolak tuduhan atas dirimu.”

“Saya tidak dapat menjawab pertanyaan baginda dengan baik bila saya masih dirantai begini, jika belenggu ini dibuka Insya-Allah saya akan menjawab dengan sempurna. Lalu baginda memerintahkan kepada pengawal untuk membukakan belenggu yang mengikat lmam Syafie itu.

Setelah rantai yang membelenggu kedua kaki dan tangannya itu dibuka, maka Imam Syafie duduk dengan baik kemudian membaca surah Hujarat ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq yang membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

“Ya Amirul Mukminin, sesungguhnya berita yang sampai kepada baginda itu adalah dusta belaka. Sesungguhnya saya ini menjaga kehormatan Islam. Dan bagindalah yang berhak memegang adab kitab Allah kerana baginda adalah putera bapa saudara Rasulullah SAW iaitu Abbas. Kita sama-sama menghormati keluarga Rasulullah. Maka kalau saya dituduh Syiah kerana saya sayang dan cinta kepada Rasulullah dan keluarganya, maka demi Allah, biarlah umat Islam sedunia ini menyaksikan bahawa saya adalah Syiah. Dan tuan-tuan sendiri tentunya sayang dan cinta kepada keluarga Rasulullah.” Demikian jawab Imam Syafie.

Baginda Harun ar Rasyid pun menekurkan kepalanya kemudian ia berkata kepada Imam Syafie: “Mulai hari ini bergembiralah engkau agar lenyaplah perselisihan antara kami dengan kamu, kerana kami harus memelihara dan menghormati pengetahuanmu wahai Imam Syafie.”

Demikianlah kehidupan Imam Syafie sebagai ulama besar, yang tidak lepas dari berbagai cubaan serta seksaan dari pihak yang tak mengerti akan hakikat kebenaran yang sesungguhnya. Hanya ketabahan dan keimanan serta pengetahuanlah yang dapat menghadapi setiap cubaan itu sebagai suatu ujian dari Allah SWT yang harus kita hadapi.

3 – Imam Malik Diheret Dan Didera

Imam Malik dilahirkan di sebuah perkampungan kecil yang bernama Ashbah, yang terletak di dekat Kota Himyar jajahan Yaman. Nama aslinya ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al-Ashabally. Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir di Madinah serta mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap dunia Islam.

Ketika Imam Malik berusia 54 tahun, pemerintahan berada di tangan baginda Al-Mansur yang berpusat di Bagdad. Ketika itu di Madinah dipimpin oleh seorang gabenor bernama Jaafar bin Sulaiman Al-Hasymi. Sementara itu Imam Malik juga menjabat sebagai mufti di Madinah. Di saat timbulnya masalah penceraian atau talak, maka Imam Malik telah menyampaikan fatwanya, bahawa talak yang dipaksakan tidak sah, ertinya talak suami terhadap isteri tidak jatuh. Fatwa ini sungguh berlawanan dengan kehendak gabenor, kerana ia tidak mahu hadith yang disampaikan oleh Imam Malik tersebut diketahui oleh masyarakat, sehingga akhirnya Imam Malik dipanggil untuk mengadap kepada gabenor.

Kemudian gabenor meminta agar fatwa tersebut dicabut kembali, dan jangan sampai orang ramai mengetahui akan hal itu. Walaupun demikian Imam Malik tidak mahu mencabutnya. Fatwa tersebut tetap disiarkan kepada orang ramai. Talak yang dipaksanya tidak sah. Bahkan Imam Malik sengaja menyiarkan fatwanya itu ketika beliau mengadakan ceramah-ceramah agama, kerana fatwa tersebut berdasarkan hadith Rasulullah SAW yang harus diketahui oleh umat manusia.

Akhirnya Imam Malik ditangkap oleh pihak kerajaan, namun ia masih tetap dengan pendiriannya. Gabenor memberi peringatan keras supaya fatwa tersebut dicabut dengan segera Kemudian Imam Malik dihukum dengan dera dan diikat dengan tali dan dinaikkan ke atas punggung unta, lalu diarak keliling Kota Madinah. Kemudian Imam Malik dipaksa supaya menarik kembali fatwanya itu.

Mereka mengarak Imam Malik supaya Imam merasa malu dan hilang pendiriannya. Tetapi Imam Malik masih tetap dengan pendiriannya itu. Kerana ketegasannya itu, dia dihukum dengan sebat sebanyak 70 kali, yang menyebabkan tulang belakangnya hampir patah. Kemudian ia berkata kepada sahabat-sahabatnya:

“Aku dihukum dera begitu berat lantaran fatwa ku. Demikian Said Al-Musayyid, Muhamad Al-Munkadir dan Rabiah telah dijatuhi hukuman demikian lantaran fatwanya juga.”

Bagi Imam Malik hukuman semacam itu, bukanlah mengurangi pendiriannya, bahkan semakin bertambah teguh jiwanya. Ia tidak pernah takut menerima hukuman asalkan ia berada pada jalan kebenaran. Kerana memang setiap perjuangan itu memerlukan pengorbanan. Imam Al-Laits, seorang alim menjadi mufti Mesir ketika itu, saat mendengar bahawa Imam Malik dihukum lantaran fatwanya ia berkata:

“Aku mengharap semoga Allah mengangkat darjat Imam Malik atas setiap pukulan yang dijatuhkan kepadanya, menjadikan satu tingkat baginya masuk ke syurga.” Insya Allah.

Imam Ahmad Bin Hambal Dipenjarakan

Tulisan ini dipetik daripada blog antalhaq.

Ahmad bin Muhammad bin Hambal. Beliau adalah Imam yang keempat dari fuqahak Islam. Beliau memiliki sifat-sifat yang luhur dan tinggi. Ahmad bin Hambal dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awal tahun 164H. Beliau termasyhur dengan nama datuknya Hambal, kerana datuknya lebih masyhur dari ayahnya.

Ibnu Hambal hidup dalam keadaan miskin, kerana ayahnya hanya meninggalkan sebuah rumah kecil dan tanah yang sempit. Beliau terpaksa melakukan berbagai pekerjaan. Beliau pernah bekerja di tempat tukang jahit, mengambil upah menulis, menenun kain dan kadangkala mengambil upah mengangkat barang-barang orang. Beliau lebih mementingkan makanan yang halal lagi baik dan beliau tidak senang menerima hadiah-hadiah.

Ketika ia masih berumur 14 tahun, Ahmad bin Hambal telah belajar mengarang dan menghafal Al-Quran. Beliau bekerja keras dalam menuntut ilmu pengetahuan. Sebagai seorang ulama yang sangat banyak ilmunya, Ibnu Hambal pun seorang yang teguh imannya, berani berbuat di atas kebenaran. Dia tidak takut bahaya apa pun terhadap dirinya di dalam menegakkan kebenaran itu. Kerana Allah memang telah menentukan bahawa setiap orang yang beriman itu pasti akan diuji keimanannya. Termasuk juga para nabi dan rasul yang tidak pernah lepas dari berbagai ujian dan cubaan.

Ujian dan cubaan berupa fitnah, kemiskinan, seksaan dan lain-lainnya itu selalu akan mendampingi orang-orang yang beriman apalagi orang yang menegakkan kebenaran. Demikian juga halnya dengan Imam Hambali, terlalu banyak bahaya yang dihadapinya dalam berjuang menegakkan kebenaran agama. Ujian itu datangnya bermacam-macam kadangkala dari musuh kita dan dapat juga timbul dari kawan-kawan yang merasa iri dengan kebolehan seseorang.

Imam Hambali berada di zaman kekuasaan kaum Muktazilah yang berpendapat bahawa Quran itu adalah makhluk. Pendirian ini begitu kuatnya di kalangan pemerintah, sehingga barangsiapa yang bertentangan pendirian dengan pihak pemerintah tentu akan mendapat seksaan. Sebelum Al-Makmun ini, yakni di zaman sultan Harun Al-Rasyid, ada seorang ulama bernama Basyar Al-Marisy berpendapat bahawa Quran itu adalah makhluk. Baginda Harun Al-Rasyid tidak mahu menerima pendapat tersebut. Bahkan terhadap orang yang berpendapat demikian akan diberi hukuman. Kerana ancaman itu akhirnya Basyar melarikan diri dari Baghdad.

Sultan Harun Al-Rasyid pernah berkata: “Kalau umurku panjang dan masih dapat berjumpa dengan Basyar nescaya akan kubunuh dia dengan cara yang belum pernah aku lakukan terhadap yang lain?” Selama 20 tahun lamanya Syekh Basyar menyembunyikan diri dari kekuasaan Sultan.

Tetapi setelah Sultan Harun Al-Rasyid meninggal dunia, kemudian diganti dengan puteranya Al-Amin barulah Syekh Basyar keluar dari persembunyiannya. Kembali ia mengeluarkan pendapatnya itu, bahawa Quran itu adalah makhluk. Al-Amin juga sependirian dengan ayahnya tidak setuju dengan pendapat tersebut. Ia mengancam berat terhadap orang yang mengatakan Quran itu makhluk.

Kemudian kepala negara pindah lagi ke tangan saudara Al-Amin iaitu Al-Makmun. Di zaman pemerintahan Al-Makmun inilah pendapat tentang Quran itu makhluk mula diterima. Al-Makmun sendiri telah terpengaruh dan ikut berpendapat demikian. Pada suatu kali oleh Al-Makmun diadakan pertemuan para ulama besar, untuk membincangkan hal itu, tetapi para ulama tetap berpendapat bahawa Al-Quran itu adalah makhluk. Al-Makmun mengharapkan supaya pendapat itu diterima orang ramai.

Pada masa itu satu-satunya ulama yang keras berpendirian bahawa “Al-Quran itu bukan makhluk?” Hanyalah Imam Hambali. Secara terus terang ia berkata di hadapan Sultan:“Bahawa Al-Quran bukanlah makhluk yang dijadikan Allah, tetapi ia adalah Kalamullah.”

Imam Hambali satu-satunya ulama ketika itu yang berani membantah, sedangkan yang lainnya diam seribu bahasa. Kemudian ia ditangkap dan dihadapkan ke hadapan baginda. Ia dipanggil bersama tiga orang ulama yang lainnya, iaitu Imam Hassan bin Muhammad Sajah, Imam Muhammad bin Nuh dan Imam Ubaidah bin Umar. Kedua ulama di antara mereka sama menjawab dan membenarkan pendapat baginda sementara Imam Hambali dan Imam Muhammad bin Nuh dengan tegas menjawab bahawa Quran itu bukanlah makhluk. Keduanya lalu dimasukkan ke dalam penjara. Setelah beberapa hari dalam penjara datang surat dari Tharsus yang meminta supaya keduanya dibawa ke sana dengan dirantai.

Kedua ulama tersebut betul-betul dirantai kedua kaki dan tangannya dan ditunjukkan di hadapan orang ramai. Kemudian dibawa ke Tharsus, sesampainya di sana keduanya dimasukkan ke dalam penjara. Kerajaan mempunyai seorang ulama besar bernama Ahmad bin Abi Daud, yang pandai berbicara namun lemah dalam pendirian.

Terhadap Imam Hambali mereka minta supaya dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya. Baginda raja menerima usulan tersebut. Lalu Imam Hambali dihadapkan depan raja dan ditanyakan tentang pendiriannya. Namun ia tetap menyampaikan pendiriannya bahawa Al-Quran itu ialah Kalamullah bukan makhluk. Dan ia menegaskan lagi bahawa ia tidak akan berubah dari pendiriannya itu.

Akhirnya terjadilah persidangan yang dipimpin oleh baginda sendiri. Kemudian baginda memanggil Imam Hambali dan berkata: “Atas nama saya sebagai kerabat Nabi Muhammad SAW saya akan memukul engkau beberapa kali, sampai engkau membenarkan apa yang telah saya benarkan, atau mengatakan seperti yang saya kata?” Kerana Imam Hambali masih tetap dengan pendiriannya, maka baginda memerintahkan kepada perajuritnya untuk memukul Imam Hambali.

Ketika cambuk yang pertama singgah di punggung beliau, beliau mengucapkan “Bismillah.” Ketika cambuk yang kedua, beliau mengucapkan “La haula walaa quwwata illaa billah” (tiada daya dan kekuatan apa pun kecuali izin Allah). Ketika cambuk yang ketiga kalinya beliau mengucapkan “Al-Quran kalaamullahi ghairu makhluk” (Al-Quran adalah kalam Allah bukan makhluk). Dan ketika pada pukulan yang keempat, beliau membaca surah At-Taubah ayat 51.

“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang ditetapkan oleh Allah bagi kami.”Sehingga seluruh badan beliau mengalir darah merah.

Akhirnya beliau dimasukkan ke dalam penjara kembali. Pada suatu hari ketika Imam Hambali dibawa ke Kota Anbar dengan tangan yang terbelenggu, seorang yang alim bernama Abu Ja’far Al-Anbari menghampiri beliau. Imam Hambali bertanya kepadanya: “Hai Abu Ja’far apakah engkau susah melihat keadaanku?” “Tidak wahai Imam, engkau adalah pemuka umat, kerana umat manusia ada di belakangmu. Demi Allah, bila engkau mahu menjawab bahawa Quran itu makhluk, pastilah umat akan mengikutimu, dan bila engkau tidak mahu menjawab, maka umat juga tidak mahu menjawab seperti apa yang ingin engkau jawab. Bila engkau tidak mati dibunuh orang, pasti engkau juga akan mati dengan cara yang lain. Maka janganlah engkau mahu menuruti kehendak mereka.”

Mendengar kata-kata Ja’far itu beliau mencucurkan air mata dan berkata: “Masya-Allah!, Masya-Allah!, Masya-Allah!. Kemudian beliau pun dikunjungi oleh bekas penjahat bernama Abdul Haitsam Al-Ayyar dan berkata kepada beliau: “Wahai Imam, saya ini seorang pencuri yang didera dengan beribu-ribu cambukan, namun saya tidak mahu mengakui perbuatan saya, pada hal saya menyedari bahawa saya salah. Maka janganlah Imam gelisah dalam menerima dera, sebab engkau dalam kebenaran.”

Ketika Khalifah Al-Makmun meninggal dunia pada tahun 218H (833 M) setelah memerintah 20 tahun lamanya, yang mengganti beliau ialah saudaranya yang bernama Ishaq Muhammad bin Harun Al-Rasyid yang bergelar dengan Al-Muktashimbillah. Sebelum Khalifah Al-Makmun meninggal dunia beliau telah berpesan kepada bakal penggantinya itu bahawa faham Al-Quran itu makhluk harus dipertahankan.”

Kebijaksanaan kerajaan yang menyeksa para ulama yang tidak sependirian dengan faham kerajaan itu atas dasar hasutan seorang ulama kerajaan yang bernama Qadhi Qudhoti Ahmad bin Abi Daud (Daud). Ulama inilah yang memberikan usulan kepada Al-makmun bahawa jika Imam Ahmad bin Hambal tetap tidak mahu mengikuti bahawa Al-Quran itu makhluk hendaklah dihukum dengan hukuman yang berat.

Setelah kerajaan dipegang oleh Al-Muktasim ulama Ahmad bin Daud masih tetap menjadi qadi kerajaan. Pada suatu hari Qadi kerajaan ini cuba mengadili Imam Hambali dengan melakukan perdebatan akhirnya Ahmad bin Daud kalah kerana tidak dapat mengemukakan alasan yang lebih kuat. Walaupun demikian Imam Hambali tetap dimasukkan kembali ke dalam penjara.
Pada bulan Ramadhan pengadilan terhadap Imam Hambali diadakan lagi. Khalifah Al-Muktashim bertanya: “Al-Quran itu adalah baru, bagaimana pendapat anda.” “Tidak!, Al-Quran adalah kalam Allah, saya tidak sejauh itu membahasnya kerana di dalam Al-Quran dan hadith tidak disuruh membahas soal tersebut.” Jawab beliau.
Beliau dicambuk sampai berdarah, pada hal ketika itu bulan puasa. Baginda berkata: “Kalau kamu merasa sakit dengan pukulan ini, maka ikutilah saya, dan akuilah bahawa Al-Quran itu makhluk, supaya kamu selamat.”

Penderaan pun terus berlangsung, sehingga beliau terasa bahawa tali seluar yang menutup auratnya putus dan hampir turun ke bawah. Beliau pun mengangkatkan mukanya ke atas sambil berdoa: “Ya Allah!, atas namaMu yang menguasai Arsy, bahawa jika Engkau mengetahui bahawa saya adalah benar, maka janganlah Engkau jatuhkan penutup aurat ku.” Ketika itu pula seluar beliau yang akan jatuh itu naik ke atas kembali sehingga aurat beliau tidak jadi terlihat oleh orang ramai.

Penyeksaan terhadap beliau itu baru berakhir setelah selesai maghrib. Para hakim dan orang- orang hadir kemudian berbuka puasa di hadapan beliau. Sementara beliau dibiarkan saja tidak diberi sesuatu makanan untuk berbuka. Demikianlah seterusnya, pada hari yang kedua pun beliau masih tetap didera sampai seluruh badannya mencucurkan darah. Pada hari ketiga beliau masih tetap didera sehingga pengsan.

Setelah Al-Muktashim meninggal dunia ia diganti dengan puteranya Al-Watsiq. Pada masa ini banyak penganiayaan dilakukan terhadap para ulama. Khalifah Al-Watsiq inilah yang memancung leher ulama terkenal yakni Ahmad bin Naser Al-Khuza’i. Kepala Ahmad bin Naser digantung dan diletak tulisan yang berbunyi: “Inilah kepala Ahmad bin Naser yang tidak mahu mengakui bahawa Al-Quran itu makhluk, maka Tuhan memasukkan Ahmad bin Naser ke dalam neraka, kepala ini menjadi peringatan bagi mereka yang memalingkan dirinya dari kiblat.” Demikianlah tulisan yang diletakkan dekat leher Ahmad bin Naser.

Kemudian Khalifah Al-Watsiq meninggal dunia dan digantikan dengan saudara beliau yang bernama, Al-Mutawakkil. Pada masa inilah dicabut tentang faham muktazilah dan diadakan pembebasan terhadap semua ulama yang ditahan, termasuk Imam Ahmad bin hambal. Sementara itu Imam Hambali setelah dibebaskan beliau diberi hadiah sebanyak l0,000 dirham, namun hadiah tersebut beliau tolak. Kerana dipaksa untuk menerimanya, akhirnya beliau terima dan dibahagi-bahagikan kepada fakir miskin.

Pada hari Jumaat tanggal 12 Rabiul Awal tahun 241 H/855 M beliau meninggal dunia yang fana ini dengan tenang dalam usia 77 tahun. Setelah mendengar wafatnya beliau, seluruh Kota Baghdad menjadi gempar jenazah beliau disembahyangkan lebih dari 130,000 orang muslimin. Demikian berakhirnya riwayat seorang penegak kebenaran dan meninggikan ilmu pengetahuan, setelah melalui berbagai seksaan dan penganiayaan. Semoga mereka yang berjuang pada jalan Allah menjadi kekasih Allah, yang selalu mendapat keberkahannya dan keredhaanNya.

Banyak lagi mereka yang berjuang pada jalan Allah akhirnya menerima ujian dan cubaan dengan berbagai penganiayaan dan seksaan.

Firman Allah ertinya:

“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan. “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang- orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”(Al-Ankabut: 2-3)

Wednesday, April 6, 2011

Berani Kerana Allah S.W.T 1

Saidina Umar R.A merupakan seorang yang sangat berani dan ditakuti musuh Islam. Dikatakan sekiranya ia berjalan di satu jalan, iblis dan syaitan akan bertempiaran lari takut kepadanya. Itulah sebab ia digelar Al-Farok iaitu yang tahu membezakan dengan jelas mana yang hak dan mana yang batil.

Suatu hari, beliau berjalan di satu jalan dan di jalan tersebut terdapat ramai kanak-kanak yang sedang bermain di situ. Apabila kanak-kanak tersebut mengetahui bahawa beliau akan melalui jalan tersebut bertempiaranlah kanak-kanak tersebut pulang ke rumah kecuali seorang kanak-kanak.

Saidina Umar bukanlan seorang yang garang kepada kanak-kanak hatta beliau sangat suka akan kanak-kanak. Namun begitu dengan sifatnya yang tegas dan berani menjadikan kanak-kanak tersebut berasa gerun.

Saidina Umar R.A bertanya kepada seorang anak lelaki tersebut kenapa dia tidak lari seperti kanak-kanak yang lain. Anak lelaki kecil ini menjawab bahawa dia tidak membuat apa-apa kesalahan kepada Saidina Umar. Jadi, mengapa ia perlu takut.

Maha suci Allah. Inilah sifat seorang kanak-kanak yang dididik pada zaman Rasulullah S.AW. Kanak-kanak tersebut juga merupakan sahabat Nabi iaitu Ibnu Zubair iaitu anak kepada sahabat Rasulullah, Zubair Al-Awwam yang di antara 10 orang yang dijamin Nabi masuk syurga.