Thursday, March 22, 2012

Mengawal emosi dengan penuh keimanan dan keilmuan

http://www.kaheel7.com/ar/images/stories/sci-mirac.JPG

Apa yang akan kami tampilkan pada tulisan ini dapat menyentuh setiap jiwa kita, bahkan boleh jadi artikel ini mungkin menjadi penyebab perubahan secara signifikan bagi beberapa pembaca yang belum mendapatkan ilmu ini ….

Apa yang akan kami tampilkan pada tulisan ini dapat menyentuh setiap jiwa kita, bahkan boleh jadi artikel ini mungkin menjadi penyebab perubahan secara signifikan bagi beberapa pembaca yang belum mendapatkan ilmu ini, atau apa yang disebut oleh para ilmuwan sekarang dengan bahasa pemrograman pada saat emosi, tapi apa yang dimaksud dengan bahasa pemrograman ini, dan dari mana asalnya? .. .

Siapa di antara kita yang pada satu hari tidak pernah menyesal terhadap kata yang diucapkan atau tindakan yang dilakukan? Siapa di antara kita yang tidak berpikir pada suatu hari dapat mengatur emosi dan perasaannya? Siapa diantara kita yang tidak ingin mampu mengendalikan hati dan tindakannya dihadapan orang lain?

Inilah beberapa pertanyaan yang ingin saya jadikan sarana untuk memulai penelitian guna memberikan gambaran dari apa yang akan kita fahami. Namun sebelum itu saya ingin menarik perhatian pembaca terhadap sesuatu yang menarik perhatian saya juga; bahwa buku-buku yang berhubungan dengan jawaban pertanyaan-pertanyaan ini banyak diminati oleh pembeli di tingkat dunia!

Bahwa apa yang akan kami tampilkan pada tulisan ini dapat menyentuh setiap jiwa kita, bahkan boleh jadi artikel ini mungkin menjadi penyebab perubahan secara signifikan bagi beberapa pembaca yang belum mendapatkan ilmu ini, atau apa yang disebut oleh para ilmuwan sekarang dengan bahasa pemrograman pada saat emosi, tapi apa yang dimaksud dengan bahasa pemrograman ini, dan dari mana asalnya? .. .

Apakah yang dimaksud dengan Neuro Linguistic Programming (NLP)?

Secara sederhana, banyak kalangan yang sudah mendengar akan istilah baru ini “NLP” “Neuro-Linguistic Programming”, namun sayangnya sebagian dari mereka tidak memahami apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ini dan apakah ada ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengannya?

Sebagian pembaca mungkin akan terkejut bahwa ilmu pengetahuan ini, dan ilmu yang telah ditemukan dan dikembangkan keilmiahannya lebih dari 30 tahun telah termaktub secara lengkap di dalam Al-Qur’an sejak empat belas abad yang lalu! Kami akan membuktikan fakta ini melalui serangkaian artikel secara imaniah dan ilmiah, dan dua hal ini adalah yang paling utama di antara yang lainnya, dan kita akan membaca apa yang dinyatakan dalam Al-Quran Al-Karim, lalu kita bandingkan dan tadabburkan sehingga kita dapat berkesimpulan bahwa Al Qur’anlah kitab yang pertama kali berbicara tentang NLP bukan para ilmuwan Amerika!

Bahwa ilmu ini muncul pada tahun tujuh puluhan yang lalu, sebab awal penemuannya adalah karena adanya persepsi diperlukannya pengembangan pengetahuan dalam diri manusia. Yang mana pada saat itu beberapa orang mencapai sukses besar dalam hidupnya, dan inilah yang menarik perhatian beberapa ilmuwan untuk memutuskan mempelajari alasannya. Kemudian mereka berkesimpulan pada dua point penting:

1 – Bahwa setiap orang pasti bisa mencapai kesuksesan dalam berbagai urusan hidupnya, yaitu dengan menggunakan apa yang ada pada keinginannya yaitu mencapai sukses, atau “strategi” dalam bekerja sehingga mampu membawa kesuksesan.

2 – Setiap orang pasti memiliki kemampuan untuk mencapai sukses, itu berarti bahwa kita juga bisa mencapai sukses serupa jika kita mengikuti jalan yang sama.

Jadi, secara sederhana kita bisa katakan: bahwa ilmu Neuro Linguistic Programming (NLP) ini adalah “cara mengendalikan otak Anda”! (1).

Program ini sangat bergantung pada bekal pengetahun pembaca terhadap berbagai metode, ide dan keterampilan yang membuatnya menjadi seorang yang sukses dan berpotensial. Namun hal yang paling menjamin Anda untuk sukses adalah bagaimana mengendalikan ego diri atau otak atau kontrol terhadap emosi, yang mana – secara sederhana – cara belajar bagaimana mengoptimalkan pikiran Anda!

Para ilmuwan telah menemukan bahwa emosi dan perasaan serta indera yang ada pada diri manusia tidak berjalan secara acak seperti yang diduga sebelumnya, namun ada program yang secara ketat selalu mengontrolnya, dan inilah rahasia adanya peluncuran istilah “pemrograman” pada ilmu ini.

- Kata “Pemrograman” menunjukkan bahwa ada program khusus tentang emosi dan perasaan yang dapat dikendalikan oleh program, sama seperti kita mengendalikan komputer!

- Kata “Bahasa” adalah penggunaan kata-kata untuk berkomunikasi dengan orang lain dan berkomunikasi dengan diri sendiri. Setiap penggunaan bahasa selalu berada dalam bimbingan emosi.

- Kata “Emosi” berarti bahwa kita harus menyadari bagaimana sistem saraf dan psikologis kita bekerja untuk dapat mengendalikan dan membimbingnya ke arah yang kita inginkan. Sama seperti pengetahuan tentang komputer yang sedang Anda gunakan, semakin banyak pengatahuan tentang perangkat yang ada dihadapan Anda, maka semakin baik dalam memiliki kemampuan dan mengontrol perangkat ini dan mengambil keuntungan dan manfaat dari berbagai fitur-fiturnya (2).

Bahwa pemrograman sangat penting bagi manusia yang sehat sebagaimana sangat penting bagi manusia yang sedang sakit, karena itu tidaklah penting bagi Anda yang sedang menghadapi suatu masalah sehingga harus memiliki dan mempelajari kaidah-kaidah pemrograman, namun sebaliknya Anda harus dapat mengambil keuntungan dari kaedah-kaedah ini dan mencoba berlatih mengaplikasikannya pada saat kondisi sehat dan prima, karena hal tersebut akan membuat Anda lebih kuat pada saat mengalami dilema dan kondisi sulit.

Saya akan memberitahukan kepada Anda wahai pembaca yang budiman bahwa salah satu dari kami memiliki banyak kelebihan dalam kemampuan dan potensi namun tidak mampu menggunakannya karena kurangnya pengetahuan tentang hal itu! Padahal itu akan memberikan lebih banyak solusi dari suatu masalah dari sekedar menyadari besarnya masalah ini!!

http://www.kaheel7.com/userimages/f1.jpg

Gambar (1) Anda bisa membayangkan otak Anda sebagai satu unit perangkat presisi-rekayasa, yang beroperasi sesuai dengan program khusus, dan Andalah yang akan menglelola program ini dan ini adalah bagian dari kunci kesuksesan! Adapun jika Anda tidak menyadari kenyataan ini, maka otak Anda akan diatur oleh teman-teman, keluarga, masyarakat dan pengaruh-pengaruh lain yang ada di sekitar Anda, dan Anda akan menjadi orang yang emosional dan tidak mampu mengendalikan diri atau emosi.

Bagaimana mengendalikan emosi?

Ini adalah suatu proses yang sangat sederhana dan hanya perlu menemukan hukum yang sederhana dan mempraktekkan hukum ini. Saat ini, para ilmuwan mengatakan bahwa ada otak yang ada di dalam dapat mengendalikan emosi dan perasaan manusia dan bahkan mampun mengendalikan berbagai tindakan! Namun hal ini kita tidak menyadari langsung karena berada di bawah sadar atau tersembunyi.

Namun berbagai percobaan membuktikan akan fakta ilmiahnya yaitu bahwa pikiran sadar saat kita berpikir di dalamnya serta berinteraksi denganya merupakan hubungan komunikasi langsung dengan akal bawah sadar dengan saluran yang sempit. Sebagai contoh, Anda dapat memberikan pesan kepada pikiran bahwa Anda Anda harus melakukan sesuatu. Dan bersamaan dengan terulangnya pesan, maka pikiran bawah sadar akan merespon dan mulai melakukan perubahan.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa masa di mana komunikasi aktif antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar adalah masa sebelum tidur selama beberapa menit, dan setelah bangun dari tidur selama beberapa menit. Adalah Dr Joseph Murphy yang telah mendapatkan suatu kesimpulan setelah melakukan ribuan percobaan dalam bukunya “Kekuatan pikiran bawah sadar Anda” (3), yang telah terjual lebih dari satu juta eksemplar! Hasil ini adalah cara terbaik untuk mengendalikan emosi dan marah dengan frekuensi yang dilakukan setiap hari sebelum tidur dan setelah bangun tidur dengan ungkapan seperti berikut: “Mulai saat ini Saya akan menjadi seorang laki-laki yang tenang dan seimbang, jauh dari emosi dan hasilnya akan muncul pada prilaku saya keesokan harinya.”

Dr Murphy telah mengobati banyak kasus melalui metode ini dan hasilnya sangat bagus dan semua orang merasakan adanya perbaikan dalam emosi bahkan diantara mereka ada yang menjadi lebih tenang dan santai daripada orang rata-rata!

Sekarang kami berharap bahwa semua orang tahu, terutama mereka yang tidak yakin dengan ajaran Islam bahwa Nabi saw telah berbicara tentang fenomena ini dengan jelas, beliau telah menyampaikan tentang pentingnya komunikasi dalam pikiran bawah sadar sebelum tidur dan sesudah bangun dari tidur, dan memerintahkan kita untuk memanfaatkan masa tersebut dengan berdoa. Doa apakah itu?

Rasulullah saw telah mengajarkan kepada kita untuk selalu membaca doa sebelum tidur, yaitu:

“اللهم إني أسلمتُ وجهي إليك وفوضّتّ أمري إليك وألجأتُ ظهري إليك رغبة ورهبة إليك لا ملجأ ولا منجى منك إلا إليك آمنتُ بكتابك الذي أنزلت وبنبيك الذي أرسلت”

“Ya Allah, aku menyerahkan wajahku kepada Engkau dan aku serahkan segala urusanku kepada-MU, aku sandarkan tubuhku kepada-MU, dalam suka dan duka kepada-MU, sesungguhnya tidak ada tempat untuk bersandar dan memohon kecuali kepada-MU, aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau berikan kepada Nabi sebagai utusan-MU”.

Marilah merenung bersama saya bagaimana kata-kata ini memberikan pesan pengkondisian terhadap sikap gundah, masalah dan problematika sosial yang telah terakumulasi akhir-akhir ini! Berapa banyak kata-kata ini mampu memberikan ketenangan dan ketentraman serta stabilitas diri bagi mereka yang mengatakannya sebelum tidur.

Para ilmuwan Amerika memperlakukan pasien dan mengajarkan kepada mereka untuk berbicara pada diri sendiri: “Setelah ini saya akan menjadi orang yang tenang dan seimbang serta jauh dari emosi dan hal ini akan tampak hasilnya pada perilaku saya esok hari ..”.

Namun Nabi saw juga mengajarkan kepada kita bagaimana berkomunikasi dengan Allah dan menyerahkan kepada-Nya segala kegundahan dan perasaan yang ada dihadapan-Nya, serta menyerahkan segala urusan kepada-Nya karena Dialah yang memberikan keputusan sesuai dengan kehendak-Nya. Pertanyaannya adalah: Apakah ada yang lebih indah dan lebih baik yang menjadi dokter selain Allah?!

Kita ingat di sini kata-kata Ibrahim as:

“الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ * وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ * وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ * وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ * وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ”

“Dialah yang menciptakanku dan memberikan petunjuk kepadaku * yang memberikan makan dan minum kepadaku * jika aku sakit Dialah yang menyembuhkanku*dan Dia pula yang mematikan dan menghidupkanku kembali*dan Dialah Zat yang aku berharap akan mengampuni dosa-dosaku pada hari pembalasan nanti” (As-Syuara:78-82).

Jadi, inilah pemrograman Alquran yang mengajarkan kepada kita aturan yang paling penting dalam penyembuhan; bahwa Allah adalah Zat yang mampu mengobati bukan akal bawah sadar atau dokter, dan keduanya tidak lain kecuali sebagai sarana yang diciptakan oleh Allah untuk digunakan sebagai cara penyembuhan. Ini berarti bahwa kekuatan untuk menyembuhkan melalui Al-Quran jauh lebih besar daripada perawatan diri, tetapi jika menggunakan Al-Qur’an dan Psikologi secara bersamaan maka hasilnya akan sangat bagus dan signifikan.

Sekarang kita akan coba mebahas langkah praktis untuk pengobatan emosi dari sisi ilmu pengetahuan modern dan Al-Qur’an Al-Karim.

Langkah-langkah Ilmiah dan praktis untuk pengobatan emosional kronis

1 – Selama lebih dari setengah abad yang lalu Para psikolog menegaskan bahwa ada langkah mendasar yang harus dilakukan untuk mengatasi emosi, yaitu pengakuan adanya ketidakseimbangan atau penyakit. Karena emosi psikologis jika terus berkembang maka akan menjadi penyakit yang terus menghantui diri seseorang sepanjang hidupnya, dan penyakit ini tidak akan bisa sembuh kecuali dengan adanya pengakuan bahwa penyakit ini ada dalam dirinya dan harus bergerak cepat untuk melakukan langkah penyembuhannya.

Ini adalah fakta ilmiah dan bukan pendapat para psikolog, atau sekedar teori yang bisa salah dan bisa benar, hal demikian terjadi karena para ilmuwan telah menegaskan akan fakta ini, atau secara nyata seseorang dapat berkomunikasi dengan dirinya setelah muncul emosi secara langsung dan mencoba mengakui terhadap dirinya bahwa dirinya sangat cepat dan melakukan kesalahan dalam emosi ini. Ini adalah langkah yang paling penting dalam pengobatan emosi.

2 – Langkah kedua dan juga sangat penting serta sebagai komplementer untuk yang pertama adalah mencoba memberikan pesan kepada dirinya dengan mengatakan kepadanya: “Aku harus menghentikan emosi, karena ini merupakan tindakan salah dan mengakibatkan hasil yang tidak baik serta menyebabkan banyak malu.”

Pesan ini harus diulang dan merasakan adanya kepuasan terhadapnya, dengan kata lain harus meniatkan diri untuk tidak kembali pada sikap emosi yang dapat merugikan dirinya sendiri.

3 – Ada langkah praktis lain yang harus dilakukan oleh orang yang “emosional” yaitu memulai segera secara aplikatif bersikap toleran dan pemaaf terhadap orang lain. Dalam penelitian telah ditemukan bahwa manusia yang paling panjang usianya adalah orang yang paling toleran dan pemaaf! Jadi, Anda harus memiliki kemampuan untuk mentolerir dan memaafkan orang-orang yang menyakiti, menyinggung atau mengganggu Anda. Karena tanpa langkah ini, Anda tidak akan mampu memperbaiki diri dan emosi akan tetap mengendalikan diri Anda. Sebagaimana para peneliti saat ini juga menegaskan bahwa dengan berinfak (mengeluarkan sebagian harta) kepada fakir miskin dan membantu mereka memperoleh sesuatu mendapatkan ketenangan dan kenyamanan hidup, akan mengobati penaykit emosi yang ada dalam dirinya (4).

Bahwa sikap pemaaf atau toleran sangatlah urgen dan penting karena keduanya akan menjadi sarana penyembuh emosi dari akarnya, karena alasan utama yang ada di balik setiap emosi adalah perasaan bahwa orang lain telah menyakitinya dan kemudian mencoba bereaksi secara emosional terhadap mereka dalam bentuk balas dendam. Jika diputuskan untuk mengirim pesan kepada dirinya maka pada saat yang bersamaan dirinya harus mentolerir orang lain dan mengulangi pesan ini lalu menemukan diri agar selalu toleran dan memaafkan!

4 – Ada prosedur internal lain yang harus dilakukan yaitu perlawanan terhadap emosi dan berusaha memadamkan api dengan mengulangi pesan: “Aku harus menahan emosi sekecil apapun” (5).

Pesan ini akan menemukan jalannya akal bawah sadar yang merupakan kontrol utama emosi.

5 – Sebagaimana ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu melakukan aktivitas apapun dan meyakini diri bahwa perbuatan tersebut akan mengarah pada keberhasilan yang Anda inginkan, namun ketika hal tersebut gagal maka harus diubah dengan cara lain dan melakukan tindakan/aktivitas lain untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan. Karena yakin terhadap kesuksesan adalah bagian dari keberhasilan, maksudnya adalah bahwa jika Anda yakin bahwa Anda akan berhasil dalam melakukan sesuatu maka keyakinan tersebut akan menjadi cara yang efektif untuk menuju keberhasilan dalam suatu pekerjaan.

Karena itu, Anda harus yakin dan sangat yakin bahwa Anda memiliki kemampuan untuk menyembuhkan emosi sehingga penyakit ini akan hilang dengan mudah dan gampang, namun Anda harus mengkomunikasikan diri dan terus-menerus mendorongnya untuk menghilangkan sikap emosi ini dan tidak keras kepala atasnya.

http://www.kaheel7.com/userimages/f2.jpg

Gambar (2) Bahwa otak Anda wahai pembaca yang mulia adalah sebuah mesin yang selalu siap menerima perintah dan petunjuk, jika mesin ini diarahkan pada berbagai pesan yang bermanfaat secara terus-menerus maka Anda akan berhasil menyembuhkan emosi dan Anda yakin akan hal tersebut, karena mesin ini akan menjawab secara bertahap, dan Anda akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi ini. Ingat jangan pernah meninggalkan pesan-pesan negatif atau gelap terhadapa otak Anda, namun berikan dan masukkan pesan-pesan yang positif dan cerah saja ke dalam otak Anda.

Sekarang, setelah kita melihat langkah-langkah perawatan secara ilmiah pada pemrograman otak manusia, bagaimana dengan pemrograman yang ada dalam Al-Quran??!

Langkah-langkah perbaikan melalui kitab suci Al-Qur’an

Al-Qur’an telah memberitahukan kepada kita tentang sifat dan karakteristik surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. [Ali Imran: 133].

Namun apa saja karakteristik dan sifat orang-orang yang betaqwa?

Allah berfirman dalam ayat berikutnya:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. [Ali Imran: 134].

Ayat diatas mencakup tiga tindakan nyata dalam melakukan perbaikan diri dari emosi:

1 – Berinfak dari sebagian harta yang dimiliki pada orang miskin: Ini dibenarkan oleh para ulama bahwa yang demikian akan mendapatkan semacam stabilitas psikolog manusia: “Mereka yang berinfak pada waktu senang dan susah”.

2 – Berusaha untuk memadamkan api emosi dengan berbagai cara dan tidak mentolerirnya sehingga meluncur ke arah yang lain: Kaidah inilah yang dikenal orang banyak dengan kedisiplinan diri (6): “Dan yang mampu menahan amarah”.

3 – Sebagaimana ayat diatas juga mencakup praktek sikap toleran dan memaafkan terhadap orang lain, hal inilah yang banyak ditegaskan oleh para ulama sekarang bahwa toleran dan pemaah adalah cara terbaik untuk mengatur emosi. “Dan orang-orang mudah memberikan maaf kepada orang lain”.

Kemudian akan kita baca dan bahas ayat selanjutnya dimana Allah berfirman:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Ali Imran: 135).

Ayat diatas juga mencakup tiga langkah praktis untuk mengobati kezhaliman diri, dan kita semua tahu bahwa emosi dan terburu-buru serta ceroboh adalah jenis kezhaliman manusia terhadap dirinya sendiri. Adapun tiga langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1 – Pengakuan terhadap dosa dan kesalahan: ketika orang berimana melakukan kesalahan atau kezhaliman terhadap dirinya sendiri, emosi atau ceroboh dalam dalam melakukan suatu tindakan maka harus segera menyadari dan mengakui kesalahannya: “Mereka yang selalu memohon ampun terhadap kesalahan-kesalahan mereka”, Ayat tersebut menegaskan akan adanya pengakuan bersalah, karena mohon ampun dan meminta pengampunan Allah tidak akan terjadi kecuali setelah orang yang beriman merasa bersalah dan berdosa lalu bersegera mohon ampun kepada-Nya. Para peneliti menegaskan bahwa pengakuan bersalah terhadap diri sendiri adalah jalan menuju perbaikan diri. Namun Al-Quran memerintahkan kepada kita untuk mengakui dosa-dosa kepada Allah SWT semata!! Karena Dialah Zat yang paling mampu untuk memberikan kesembuhan.

2 –Yakin bahwa emosi dan kesalahan ini dapat diobati: Para ulama menegaskan bahwa tingkat keyakinan pasien merupakan setengah dari pemulihan sekalipun banyak, dan inilah makna dari ayat Allah: “Dan tidak ada yang mampu memberikan ampunan kecuali Allah”Bahwa kata-kata memberikan perasaan percaya diri yang tinggi dan besarnya kemungkinan mendapat pengampunan dosa dan bahwasanya emosi ini mungkin tidak akan terulang lagi.

3 – Para ulama dan ilmuwan NLP juga menegaskan bahwa cara yang paling ideal untuk mengobati mental disorders dan emosi, adalah dengan memiliki kehendak yang cukup dan kuat untuk tidak mengulangi emosinya dan tidak keras kepala atasnya. Pertanyaannya adalah: Bukankah itu yang disebutkan dengan ayat ini: “Dan tidak bersikeras pada apa yang mereka lakukan?

Sekarang perhatikan teks Al-Quran:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ * وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ * أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”. (Al-Imran: 133-136).

Tanyalah kepada orang yang telah mencobanya!!

Saya akan memberitahukan kepada Anda sesuatu yang sangat penting yang sedang terjadi pada diri saya sejak dua puluh tahun yang lalu ketika saya menghafal Kitab Allah (Al-Qur’an), bahwa saya selalu berhenti pada sebagian ayat yang memberikan pengaruh terhadap diri saya, lalu saya ulangi puluhan kali dan kemudian saya tulis di atas kertas dan meletakkannya di depan mata sambil merenungkan kata-kata dan maknanya, dan pada waktu itu saya merasakan bahwa ayat-ayat ini memberikan dampak besar pada keimanan, keyakinan dan prinsip-prinsip yang ada pada diri saya.

Karena itu saya tidak akan pernah lupa pada salah satu yang indah dan menakjubkan yang saya tulis dan saya tempel di dinding kamar tidur saya, yaitu firman Allah: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Yunus: 107).

Saya sampaikan kepada Anda wahai pembaca budiman, bahwa ayat ini telah menyembuhkan saya lebih dari 90 persen dari perasaan sedih, depresi, gelisah, takut dan ragu-ragu! Bagaimana caranya hal itu bisa terjadi?

Saat ini banyak hal yang menyebabkan orang menderita perasaan sedih dan depresi oleh karena frustrasi yang dialami oleh manusia akibat gagal dalam mengerjakan sesuatu, atau adanya kesalahan dalam perilaku atau ceroboh dalam mengeluarkan kata-kata lalu ditemukan bahwa hal tersebut adalah salah, atau sebagai hasil kegagalannya dalam suatu ujian atau kegagalan dalam menjalin hubungan cinta.

Ketika saya tahu bahwa setiap kesulitan yang menimpa diri saya adalah berasal dari Allah, dan merupakan perkara yang telah ditakdirkan oleh Allah sebelum diciptakan, dan bahaya ini tidak mungkin dapat dihilangkan dan tidak ada seorangpun dapat menghilangkan dan mengungkapnya kecuali Allah yang Maha Kuasa semata. Maka sayapun berkata: Kenapa saya harus sedih, cemas dan frustrasi? Jika Allah adalah Maha Penyayang dari orang yang berkasih sayang pasti mampu mendeteksi kerusakan ini, Dan apakah ada yang lebih indah daripada ini?

Sungguh kepuasan yang baru ini telah merubah banyak hal baru dalam hidup saya, maka berubahlah waktu yang telah kita habiskan untuk berpikir tentang masa lalu terhadap berbagai kesalahan dan masalah, kali ini beralihlah kepada waktu yang lebih efektif dengan selalu membaca Al-Quran, dan saya membacanya atau mempelajari sesuatu yang baru dari berbagai ilmu pengetahuan!

Jadi marilah sama-sama melihat kata-kata ini “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia” Bagaimana mampu mengubah kehidupan manusia secara keseluruhan, dan bagaimana mengubah waktu yang hilang kepada waktu berbuah dan efektif!

Namun bagaimana dengan bagian kedua dari ayat ini? “Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya”. kata-kata ini penuh dengan kasih sayang, optimisme dan vitalitas yang mampu memberikan perubahan dalam banyak hal.

Saya telah berkali-kali menderita rasa cemas dan takut tentang hal-hal yang akan terjadi, atau membayangkan bahwa hal itu akan terjadi, seperti kegagalan prediksi dalam pekerjaan, atau harapan dari kesalahan dalam pelaksanaan. Bahkan dengan demikian saya sering menjadi ragu-ragu untuk melakukan sesuatu: Apakah saya mampu melakukannya atau tidak?

Namun ketika saya membaca kata-kata ilahiyah ini saya menyadari bahwa kebaikan apapun yang akan menimpa saya tidak mungkin datang keluar dari kehendak Allah! Sebagaimana saya juga mengakui bahwa suatu kebaikan yang akan menghampiri saya, tidak akan ada yang dapat menolaknya atau membuat dia menjauh dari saya kecuali Allah SWT!

Saya berkata pada diri saya sendiri, jika semua kebaikan adalah dari Allah, kenapa saya harus cemas dan takut? Jika hal yang saya akan lakukan dan khawatirkan tentang konsekuensinya (hasilnya), jika konsekuensi ini (hasilnya) berada di tangan Allah dan Dialah yang akan memberikan saya semua kebaikan maka tidak ada yang mampu menghentikannya, jadi mengapa harus bimbang untuk melakukannya, selama itu baik dan diridhai oleh Allah?

Hasilnya adalah bahwa ayat tersebut memberikan kontribusi dalam memberantas keraguan, ketakutan dan kecemasan, dan sungguh ayat rabbaniyah ini telah memberikan perubahan perilaku saya. Tidak ada lagi keraguan dalam diri saya sebelum melakukan sesuatu. Maksudnya apa? Ini berarti penghematan waktu juga, sekarang saya memiliki banyak waktu untuk dapat memperoleh manfaat dalam melakukan pengembangan ilmu dan pengetahuan saya.

“Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Ini adalah bagian ketiga dari ayat yang mulia, ini berarti bahwa Allah adalah yang memberikan pilihan kepada saya dan kepada siapa yang Dia kehendaki untuk diberikan kebaikan, jadi bagaimana saya bisa menjamin bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada saya? pertama-tama bagaimana kita harus memperbaiki hubungan dengan Allah Yang Mahakuasa.

Bahwa langkah pertama dalam memperbaiki hubungan kita dengan Allah adalah menghadapkan jiwa dan wajah sepenuhnya (dengan penuh keikhlasan) kepada Allah, tidak ada kepentingan lain kecuali mengharap ridha Allah, maka dengan itu keluarlah hasil bahwa ayat ini sekalipun singkat namun penuh dengan petunjuk yang mampu mengubah perilaku manusia sepenuhnya, ayat ini adalah sarana untuk melakukan repemrograman otak dan mengubah informasi yang tersimpan dengan informasi yang mampu mengontrol perasaan ragu, takut dan cemas menuju informasi yang penuh dengan kekuatan, optimisme dan kepercayaan diri, serta ketenangan jiwa.

Akhirnya

Anda harus memahami bahwa cara terbaik dan singkat untuk melakukan repemograman otak adalah mulai dengan membaca ayat-ayat Al-Quran, bahkan cobalah untuk merancang dan melestarikan hafalan Al Qur’an tanpa melihat keberhasilan atau kegagalan untuk melakukannya, Anda hanya perlu merancang dan tidak peduli terhadap informasi negatif yang dilakukan oleh iblis kepada Anda, cukup Anda berkata:

“Aku berniat menghafal Al Qur’an dan saya akan menerapkan ini dan aku berharap kepada Allah untuk membantu saya. “

Cobalah mengulangi terus pesan ini sebelum tidur dan setelah bangun tidur.

Saya yakin bahwa Anda pasti akan berhasil menghafal Al-Qur’an (dan inilah yang terjadi pada diri saya), dan Anda akan melihat perubahan besar dalam hidup Anda sebagai hasil dari menghafal ini, Anda juga akan melihat bagaimana perasaan takut, cemas, ragu dan sedih mulai memudar, dan bagaimana terjadi perubahan untuk memiliki perasaan optimis dan percaya diri, bahagia dan sukses.

Anda akan melihat setelah Anda memulai dari sebuah mimpi mengalami perkembangan untuk bisa menghafal dan memiliki kemampuan mental untuk itu, bagaimana terjadi perubahan terhadap memori seratus kali lebih baik, bagaimana menjadi lebih mampu berinteraksi dengan orang lain dan bahkan lebih banyak memperoleh keyakinan terhadap mereka, Anda juga akan menemukan diri Anda lebih baik untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain dan lebih mampu mengungkapkan apa yang Anda inginkan dengan mudah dan nyaman (Ini yang terjadi pada diri saya juga)!

Mungkin Anda wahai pembaca yang budiman bertanya-tanya apakah pembicaraan ini sangat berlebihan? Saya katakan bahwa pembicaraan ini hanya berdasarkan pengalaman yang nyata bukan sekedar teori yang tidak sulit untuk diterapkan.

Saya akan sampaikan kepada Anda sesuatu yang mungkin Anda sulit mempercayaianya!

Ketika saya masih kuliah di sebuah universitas, pada awal tahun pertama, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling sulit bagi saya, dan saya telah melakukan ujian sebanyak enam kali pada pelajaran ini dan terus gagal, bahkan untuk mencapai nilai minimal saja tidak mampu mencapainya. Namun, setelah saya menghafal Al-Qur’an, saya mampu menulis enslikopedi tentang keajaiban angka dalam Al-Qur’an, dan tulisan ini memiliki tebal 700 halaman, semuanya merupakan fakta-fakta yang saya temukan dalam Al-Quran bukan karena kelebihan diri saya, namun berkat rahmat Allah dan hafalan Al-Qur’an!

Pertanyaannya adalah wahai saudaraku tercinta: Apakah Anda merasa yakin dengan pemrograman ilahiyah melalui Al-Qur’an ini?

———————

Abdul daem al-Kaheel

www.kaheel7.com/id

Do'a Meminta Kesehatan dan Kelapangan Rizki



اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي
Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.” Artinya: Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku.

Dari Thoriq bin Asy-yam –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata,
كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - الصَّلاَةَ ثُمَّ أمَرَهُ أنْ يَدْعُوَ بِهؤلاَءِ الكَلِمَاتِ : (( اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي )) .
“Jika seseorang baru masuk Islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan pada beliau shalat, lalu beliau memerintahkannya untuk membaca do’a berikut: “Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.” (HR. Muslim no. 35 dan 2697)

Dalam riwayat lain, dari Thoriq, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –dan ketika itu beliau didatangi seorang laki-laki-, lalu laki-laki tersebut berkata,
يَا رسول اللهِ ، كَيْفَ أقُولُ حِيْنَ أسْأَلُ رَبِّي ؟ قَالَ : (( قُلْ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَعَافِني ، وارْزُقْنِي ، فإنَّ هؤلاَءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ )) .
“Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan ketika aku ingin memohon pada Rabbku?” Beliau bersabda, “Katakanlah: Allahummaghfir lii, warhamnii, wa ‘aafinii, warzuqnii”, karena do’a ini telah mencakup dunia dan akhiratmu. (HR. Muslim no. 36 dan 2697)

10 Amalan Pembuka Rezeki

Setiap orang pasti mengharapkan rezeki yang halal, baik, berkat, dan melimpah ruah. Tentu dengan rezeki tersebut seseorang dapat memenuhi keperluan hidupnya dan untuk mendapatkannya, selain dengan gigih bekerja secara ikhlas, sempurna dan bijak, seseorang harus mengetahui apa saja amalan-amalan yang dapat memudah dan mempercepatkanturunnya rezeki.

Di antara amalan-amalan tersebut adalah:.

1. Memperbanyakkan Istighfar Dan Bertaubat

Allah SWT berfirman:

“Maka Aku katakan kepada mereka: ’Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (Sekiranya kamu berbuat demikian), Dia akan menghantarkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-pinak,dan mengadakan bagi kamu kebun-kebun tanaman, serta mengadakan bagi kamu sungai-sungai (yang mengalir di dalamnya).”

(Surah Nuh [71]: Ayat 10-12).

2. Meningkatkan Ketakwaan

Firman Allah SWT:

“Sesiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki daripada arah yang tidak disangka-sangka. Dan sesiapa yang bertawakal kepada Allah nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya.”

(Surah At-Thalaq [65]: Ayat 2-3)..

3. Gemar Menyambung Ikatan Silaturahim

Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, “Sesiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya,maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

4. Gemar Mendermakan Harta

Firman Allah SWT;

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (sesiapa yang dikehendaki-Nya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”

(Surah Saba’ [34]: Ayat 39)..

5. Membiasakan Ibadah Dengan Betul

Dalam satu hadis Qudsi Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam, sibukkanlah untuk beribadah kepada-Ku, nescaya akan Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku tutup kefakiranmu. Jika tidak kamu lakukan nescaya akan Aku penuhi pada kedua tanganmu kesibukan dan tidak Aku tutup kefakiranmu.” (Riwayat Ahmad).

6. Menunaikan Ibadah Haji Dan Umrah

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Lakukanlah haji dan umrah,kerana keduanya akan menghapus kefakiran dan dosa sepertimana api menghilangkan karat besi,emas dan perak.” (Riwayat Ahmad).

7. Hijrah Di Jalan Allah (Fisabilillah)

Allah SWT berfirman :

“Sesiapa berhijrah di jalan Allah, nescaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Sesiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.

(Surah An-Nisa ‘[4]: Ayat 100).

8. Bertawakal Kepada Allah

Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, “Seandainya kalian mahu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana burung yang diberikan rezeki,pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi).

9. Mengamalkan Solat Dhuha

Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, “Sesiapa solat Dhuha enam rakaat, ia akan dicukupi keperluannya hari itu.” (Riwayat Thabrani dan Abu Darda).

10. Menyara Penuntut Ilmu

Anas bin Malik RA berkata, “Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Salah seorang menuntut ilmu pada majlis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, sementara yang seorang lagi, bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu). Maka Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Mudah-mudahan engkau dimurahkan rezeki dengan sebab dia.” (Riwayat Tirmidzi).

Sumber.

Ikhtiar Ubat Buasir


Ditulis Surah Yasin dengan tinda madu asli lalu diminumnya. Insya’ Allah mujarab sembuh.

Rahsia bahan binaan Piramid termaktub dalam Al-Quran

http://forum.mn66.com/imgcache/2/307625women.jpg

Surah Al-Qashash, Ayat 38 :

Dan Berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, Aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain Aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat[1124] Kemudian buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi supaya Aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya Aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta“.

[1124] Maksudnya: membuat batu bata.

Daripada keajaiban yang dianggap oleh manusia sebagai binaan yang canggih ( Piramid ) Allah SWT secara mudah memberi tahu kita bahawa binaan tersebut hanyalah dibina daripada tanah yang telah dibakar.

Maha Suci Allah SWT dalam menyanpaikan maklumat kepada manusia melalui Al-Quran Al-Karim yang lengkap dalam semua aspek termasuk sains dan perjalanan zaman manusia.

Sesungguhnya Allah SWT lah yang mencipta manusia, yang mencipta tamaddun manusia daripada zaman Nabi Adam A.S. sampailah hari kiamat, maka janganlah kita meragui setiap maklumat yang Allah SWT sampaikan melalui Al-Quran yang menjadi Mukjizat sehingga hari Kiamat.

Rujukan :

http://www.ibtesama.com/vb/showthread-t_253553.html

Kebenaran ilmiah yang telah diterbitkan dalam abad kedua puluh satu telah disebutkan dalam Alquran sejak empat belas abad yang lalu ….

Kebenaran ilmiah yang telah diterbitkan dalam abad kedua puluh satu telah disebutkan dalam Alquran sejak empat belas abad yang lalu … mari perhatikan gambar dan videonya ….

Dalam waktu lama para ilmuwan kebingungan karena mereka tidak mampu menemukan rahasia dari konstruksi dan bahan bangungan… dan dalam waktu lama pula umat manusia memandang bahwa banguan itu adalah sebuah teka-teki yang membingungkan … dalam waktu lama para penulis menyusun tulisannya tentang bangunan tersebut yang hanya sebuah legenda dan dongeng belaka…namun akhirnya, kebenaran mulai muncul dan melalui penelitian ilmiah modern … Ia adalah piramida.

Penelitian terbaru mengatakan bahwa piramida dibangun dari tanah liat dan panas! Dan yang sangat menakjubkan adalah bahwa Alquran telah mengungkap fakta ini dengan sangat jelas sesuai dengan ungkapan Firaun saat itu… namun sebelum ini, mari kita merenungkan apa yang para ilmuwan temukan baru-baru ini…

Dalam edisi tanggal (1 Desember 2006) Koran Amerika Times menerbitkan berita ilmiah yang mengkonfirmasi bahwa Firaun menggunakan tanah liat untuk membangun piramida! Menurut penelitian Amerika-Perancis menyebutkan bahwa batu yang digunakan untuk membuat darinya piramida, sebelumnya telah dilemparkan di bawah kayu lalu dipanaskan sehingga membentuk batu keras yang hampir normal.

Para ilmuwan mengatakan bahwa Firaun mahir dalam ilmu kimia dan mengelola tanah liat dan metode yang mereka gunakan masih menjadi rahasia dan tidak diizinkan untu diakses atasnya atau terkodifikasi pada nomor yang mereka tinggalkan. Profesor Gilles Hug, dan Michel Profesor Barsoum menegaskan bahwa Piramida yang palign besar di Giza itu terbuat dari dua jenis batu: batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual.

Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah “Journal of American Ceramic Society” menegaskan bahwa Firaun menggunakan jenis tanah slurry Firaun untuk membangun monumen yang tinggi secara umum, dan membangun piramida pada khususnya. Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan Kilogram, dan inilah yang membuat Firaun menggunakan batu alam untuk membangun dasar

Piramida, dan lumpur dibakar untuk diletakkan di tempat yang paling tinggi.

Setelah berhasil mencampur lumpur kapur di tungku perapian yang dipanaskan dengan uap air garam dan berhasil membuat uap air darinya sehingga membentuk campuran tanah liat, maka akan dilakukan template diatas kayu dan dituangkan dalam tempat yang disediakan di dinding piramida.

Profesor Davidovits telah mengambil batu piramida yang terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop electron terhadap batu tersebut dan menemukan jejak reaksi cepat yang menegaskan bahwa batu terbuat dari lumpur, sedangkan ahli geologi sampai baru-baru ini, belum memiliki kemampuan untuk membedakan antara batu alam dan batu buatan dengan metode ini, tetapi hari ini mereka bisa membedakan berkat teknologi modern,

oleh karena itu professor kembali membuat batu besar dengan metode ini dalam waktu sepuluh hari.

Seorang ilmuwan Belgia Guy Demortier yang sebelumnya dalam waktu yang lama mempertanyakan keabsahab penelitian ini berkata: Setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi sekarang saya baru yakin bahwa piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.

Firaun dalam membangun piramida menggunakan sejumlah besar batu sampai dengan 2-2,8 juta batu, studi baru juga mengatakan bahwa beberapa arkeolog Mesir membantah bukti-bukti ilmiah baru-baru ini, dan mereka menyatakan bahwa orang Mesir kuno memiliki kemampuan mengangkat jutaan batu yang beratnya sekitar lima atau enam ribu kilogram! Itu menurut majalah Times America.

http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/europe/article656117.ece

http://www.kaheel7.com/ar/images/stories/pyr-2.jpg

Seorang Profesor Prancis Joseph Davidovits telah melakukan eksperimen selama dua puluh tahun lamanya dan menemukan bahwa piramida dibangun dari lumpur, terutama dibagian yang tinggi piramida di mana sulit untuk menaikkan batu alam.

http://www.kaheel7.com/ar/images/stories/pyr-3.JPG

Ini adalah Analisis gambar secara elektronik terhadap batu Piramida terbesar seperti yang disajikan oleh situs terkenal tentang biologi.

This colorized scanning electron microscope image shows the pyramid’s “innercasing” limestone, including amorphous silica (red) that cements the limestone aggregates (black) together. Credit: Michel Barsoum, Drexel University. http://www.livescience.com

http://www.kaheel7.com/ar/images/stories/pyr-4.jpg

Sebuah penelitian yang luas tentang piramida Bosnia, “Piramida Matahari” dan menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat! Ini menegaskan bahwa metode ini tersebar luas di masa lalu. (Gambar dari batu piramida).

http://www.kaheel7.com/ar/images/stories/pyr-5.jpg

Sebuah gambar yang digunakan dalam casting batu-batu kuno piramida matahari mengalir di Bosnia, dan kebenaran ilmiah mengatakan bahwa sangat jelas bahwa metode tertentu pada pengecoran batu berasal dari tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dalam peradaban yang berbeda baik Rumania atau Firaun!

Keajaiban Al-Qur’an mendahului penemuan ilmiah

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an menunjukkan fakta bahwa bangunan piramida dan bangunan lain dari bangunan yang tinggi, dalam hal ini Allah berfirman:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

“Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia Termasuk orang-orang pendusta”. (Al-Qashash:38)

Dalam ayat ini menunjukkan tentang teknologi konstruksi yang digunakan untuk bangunan tinggi sebuah monumen seperti firman Allah: “buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi”

dan kata bangunan secara bahasa adalah setiap bangunan tinggi.

Teknik ini didasarkan pada lumpur dan panas seperti dalam ayat:

“Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat”

Subhanallah! Ada bukti yang menunjukkan bahwa patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemukan dalam peradaban Rumania dan yang lainnya juga dibangun dari tanah liat! Dapat dikatakan: Bahwa keajaiban Al Qur’an menunjukkan bahwa cara untuk membangun bangunan-bangunan dari tanah liat dan ini yang tidak diketahui pada waktu turunnya Alquran,

Ini berarti menunjukkan bahwa ide bangunan piramida, monumen, patung dan benda-benda antik lainnya dari tanah liat, tidak datang hanya di akhir abad dua puluh, namun Al Qur’an telah menyebutkannya sebelum empat belas abad yang lalu! Namun kenapa harus ke Firaun, karena bangunan terbesar yang dibangun dari tanah liat adalah piramida!

Siapa yang memberitahukan kepada Nabi saw berita ini?

Firaun mungkin bukanlah sosok yang telah membangun piramida ]karena ia meninggal karena tenggelam, namun ia menggunakan teknik rekayasa bangunan ketika membuat sampai monumen dan kemudian dihancurkan oleh Tuhan setelah itu, dan karenanya sebagai pintu integritas ilmiah, Al-Quran adalah kitab pertama yang mengungkapkan rahasia bangunan piramida, bukan para Ilmuwan Amerika dan Perancis. Pertanyaannya adalah:

Kita tahu bahwa Nabi saw tidak pergi ke Mesir dan tidak pernah melihat piramida, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentangnya … dan Kisah Firaun, terjadi sebelum masa Nabi saw ribuan tahun yang lalu, dan tidak ada satupun di muka bumi ini pada waktu itu yang mengtahui tentang rahasia piramida … dan para ilmuwan tidak yakin bahwa Firaun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen tinggi kecuali beberapa tahun belakangan ini, maka dari itu, bagaimana Nabi saw sebelum 1400 tahun yang lalu memberitahukan bahwa Firaun menggunakan tanah liat dan panas untuk membangun monumen …

Ayat ini sangat jelas dan kuat membuktikan bahwa nabi Muhammad saw tidaklah membawa apapun dari padanya tetapi Allah yang menciptakan Firaun dan menenggelamkannya, dan Dia pula yang menyelamatkan nabi Musa … Dan Dia pula yang memberitahukan kepada Nabi-Nya akan hakikat ilmiah ini, dan ayat ini menjadi saksi kebenaran kenabiannay pada zaman modern ini!!

——————–

Oleh: Abduldaem Al-Kaheel

www.kaheel7.com/id

Wednesday, March 21, 2012

Sepasang Sepatu Rasulullah SAW

Dulu-dulu saya ingat Habib Ali Zainal Abidin nih orang arab dan bercakap arab. Rupanya berasal dari Indonesia dan sedang menyambung pelajaran di UIA. Memang berketurunan arab kerana dari kaum keluarga Rasulullah SAW. Saya dah lama ingin mendengar bagaimana rupanya beliau memberi kuliah. Bila pihak TV9 memberi peluang kepada beliau berceramah dalam rancangan Halaqah saya tidak melepaskan peluang mendengarnya. Pertama kali mendengar beliau melantun suara ... hati saya melistrik laju. Cara dia mensyarahkan peribadi Rasulullah SAW seumpama hadir dekat di depan kita. Saya harap banyak lagi ceramah beliau diupload ke youtube. Selawat dan Salam ke atas Rasul SAW dan kaum keluarganya!


Ðaun stevia

Tuesday, March 20, 2012

search left FIND A CAR e.g. Ref ID, Corrolla 1997, etc Sambung Bayar Advanced Search search right Car Tuning Tips

search left
FIND A CAR
e.g. Ref ID, Corrolla 1997, etc Advanced Search
search right

Car Tuning Tips

March 16, 2012 by Joanna
Filed under: Helpful Tips

To achieve maximum performance, one of the most required prerequisite is to tune your car. People often yearn for higher quality and better performance vehicle, but sadly most of the vehicles are far from being fully tuned. Manufacturers often tuned the car to be at average speed or as stated in their advertisement to create and produce a reliable vehicle rather then a super car.

However, to increase the performance of a car, much can be done but we need to take into account the cost of car tuning. People often say, the best are always expensive, such theory applied in the automobile industry as well, to acquire better performance, a higher cost is needed. Commonly, in car tuning, mechanics will push the engine fully, hence frequent and more servicing interval had to be made to maintain its stability; and with the increase in speed, more fuel will be needed. Also, other components of your car had to be change to be compatible with the extra power produced by the engine.

The first part a car owner will touch while tuning is its engine. The breathing mode of a car, for instance, the intake and exhaust will be the first to be tampered. Following that, the internal engine modification which consists of reboring, engine swap and rebuilding of engine will come into place. The basic alteration will be the head of the engine where owners will change their cams for a fast road camshaft before polishing and porting it for excellent gas flow. Since the cover had been lifted, some of the owners will also change the valves and springs to better ones so that it is attuned with the engine.

To accommodate a fast moving car, an excellent quality of brakes had to be incorporated as well. Uprated brakes with exceptional performance pads and disks alongside with modification of suspension will facilitate the handling and the safety of the car. Besides, to add cream on the cake, top rated tires had to be used, so that the griping and handling can be performed without any flaws.

Furthermore, power generated form the engine had to go through a drivetrain to the wheels, thus a competent drivetrain will have to comprise a low ratio gearbox and a unique slip differential. When all is in place, the car tuning process is then completed. Then it is time to bring your beauty for a spin to unleash its power!

Melawan Kerasukan

Sebelum ini sudah ditulis beberapa cara dan tips untuk menyedarkan orang kerasukan. Antaranya lagi ialah membaca ayat ini 41X. Kemudian samada dihembus ke arah pesakit atau diberi minum air atau kedua-duanya adalah lebih baik.

وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعجِزَ اللَّهَ فِي الأرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ هَرَبًا (١٢) سورة الجن

Ertinya: Dan bahawa sesungguhnya kita (sekarang) mengetahui, bahawa kita tidak sekali-kali akan dapat melepaskan diri dari balasan Allah (walau di mana sahaja kita berada) di bumi, dan kita juga tidak sekali-kali akan dapat melarikan diri dari balasanNya (walau ke langit sekalipun).

Pagar Rumah Dari Kecurian

Ayat dibawah dibaca sebanyaknya sambil tawaf rumah sebanyak 7X, selama 7 malam. Telah berkata orang mengamalkannya akan faedahnya iaitu pencuri berpusing-pusing sekeliling rumah tidak dapat keluar, menjadi bingung dan akan menjadi seperti patung ia.

رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٢١) سورة القصص

Ertinya: Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum yang zalim.

وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلاءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (١٧) سورة الأنفال

Ertinya: Dan bukanlah engkau (wahai Muhammad) yang melempar ketika engkau melempar, akan tetapi Allah jualah yang melempar (untuk membinasakan orang-orang kafir), dan untuk mengurniakan orang-orang yang beriman dengan pengurniaan yang baik (kemenangan) daripadaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.

صم بكم عمي فهم لا يَفْقَهُونَ

Ertinya: Mereka itu ialah orang-orang yang pekak, bisu dan buta. Oleh sebab itu mereka tidak dapat memahami (jadi bingung).

صم بكم عمي فهم لا يُبْصِرُونَ

Ertinya: Mereka itu ialah orang-orang yang pekak, bisu dan buta. Oleh sebab itu mereka tidak dapat melihat.

صم بكم عمي فهم لا يَتَكَلَّمُونَ

Ertinya: Mereka itu ialah orang-orang yang pekak, bisu dan buta. Oleh sebab itu mereka tidak dapat bercakap.

صم بكم عمي فهم لا يَتَذَكَّرُونَ

Ertinya: Mereka itu ialah orang-orang yang pekak, bisu dan buta. Oleh sebab itu mereka tidak dapat mengingati (jadi lupa).

Ya Allah, Ya Rasulullah, dengan berkat Imam Ja’far Sodiq, dengan berkat La ilaha illaLlah Muhammadur rasuluLlah.

Soalan Tamadun Islam 11-20

11. Orang pertama memakai seluar?

Nabi Ibrahim a.s

12. Pengurus pertama Baitulmal?

Abu Ubaidah al-Jarrah r.a (أبو عبيدة الجراح).

13. Bukit pertama di dunia?

Bukit Abu Qubais (جبل أبي قبيس) di Mekah.

14. Orang pertama menulis tentang hukum-hukum al-Quran?

Imam Syafie r.h.

15. Sahabat yang pertama menjadi ketua delegasi dakwah risalah Rasul SAW?

Mus’ab bin Umair r.a (مصعب بن عمير) ke Habsyah.

16. Khalifah pertama menggunakan gelaran nama Allah pada namanya?

Khalifah al-Mu’tasim iaitu Mu’tasim biLlah (المعتصم بالله).

17. Manusia pertama bercakap Bahasa Arab yang fasih?

Nabi Ismail a.s ketika berumur 14 tahun.

18. Pertama tawaf Baitul Atiq (البيت العتيق)?

Para malaikat.

19. Manusia pertama menyebut perkataan rambut?

Nabi Adam a.s

20. Imam pertama melambai Kaabah setiap penjuru?

Abdullah bin Zubair al-Awwam (ابن الزبير). Ayahnya merupakan Sahabat Nabi SAW dan ibunya Asma’ adalah anak Abu Bakar al-Siddiq bermakna beliau ialah anak saudara Rasulullah SAW dan cucu Abu Bakar. Beliau melambai setiap penjuru Kaabah kerana tersangat gembira selepas selesai pembinaan semula Kaabah setelah punah dalam kebakaran.

Monday, March 19, 2012

Ya Allah, Bilakah Doaku Akan Dimakbulkan?

Ya Allah, Bilakah Doaku Akan Dimakbulkan?

| 18/03/2012 | Comments (0)

Nabi Ibrahim Khalilullah pernah memanjatkan doa di tempat pengambalaan ternakannya di sebuah bukit di baitul maqdis. Lalu, dia bertemu dengan seorang lelaki, ahli ibadah. Kemudian terjadilah dialog di antara mereka.

Ibrahim bertanya, “ Hari apakah yang peling mulia?”

Ahli ibadah menjawab, “ Hari pembalasan ketika manusia dibalas, antara satu dan sebahagian yang lain.”

“Apakah engkau boleh mengangkat tanganmu untuk berdoa, sedangkan aku sendiri juga mengangkat tangan mengaminkan doamu agar kita dihindarkan daripada kesengsaraan hari itu?” ungkap Ibrahim.

“Janganlah engkau mengharapkan doaku. Demi Allah, aku pernah berdoa sejak 30 tahun silam, tetapi sampai sekarang doaku belum dikabulkan.” Jawabnya.

“Apakah engkau mahu aku jelaskan tentang sesuatu yang mengekang doamu?”

Ahli ibadah itu menjawab, “Ya.”

“Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hambanya, nescaya Dia akan menahan doanya agar dia selalu bermunajat, mengiba, dan memohon kepada-Nya. Sementara itu, jika Dia marah kepada seorang hamba, nescaya Dia akan cepat mengabulkan doanya atau menghunjamkan keputusasaan di dalam hatinya.”

Jika doa seorang hamba selalu dikabulkan setiap kali dia meminta, ketahuilah dia bukanlah hamba lagi. Dia diperintahkan berdoa kerana dia seorang hamba dan Allah melakukan apa sahaja yang Dia kehendaki.
(Al Syaikh Al Baha’i)

Thursday, March 15, 2012

Soalan Tamadun Islam 1-10

1. Ayat pertama diturunkan dalam Taurat (التوراة)?
بسم الله الرحمن الرحيم

2. Hadiah pertama diterima Nabi SAW di Madinah?

Sebuku roti, minyak sapi dan susu dihadiahi oleh Zaid bin Haritsah (زيد بن حارثة).

3. Orang kafir Mekah pertama dibunuh dalam Perang Badar (غزوة بدر الكبرى)?

Al-Aswad bin Abdul Asad al-Makhzumi (الأسود بن عبد الأسد المخزومي) yang dibunuh oleh Sahabat Nabi SAW, Hazmah bin Abdul Muttalib r.a, Penghulu Syuhada’ (حمزة بن عبد المطلب).

4. Wanita dara (gadis) pertama berhijrah?

Ummu Kaltsum binti Uqbah bin Abu Mui’t (أم كلثوم بنت عقبة بن أبي معيط).

5. Manusia pertama berpuasa?

Nabi Adam a.s berpuasa 3 hari setiap bulan.

6. Nasihat pertama Nabi SAW setelah sampai di Madinah?

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلامٍ.

Ertinya: Wahai manusia, berikanlah salam, berilah makan, jalinkanlah silaturrahim solatlah pada waktu malam ketika manusia sedang tidur, nescaya kamu akan memasuki syurga dengan selamat sejahtera.

7. Orang pertama mengarang tafsir Quran dengan isnad?

Malik bin Anas (مالك بن انس).

8. Sahabat pertama berhijrah ke Habsyah?

Hatib bin Amru r.a (حاطب بن عمرو).

9. Manusia pertama bernama Ahmad?

Rasulullah SAW kerana nama Ahmad belum diguna manusia sebelum ini.

10. Orang pertama membunuh menggunakan pedang?

Nabi Ibrahim a.s

Wednesday, March 14, 2012

Betapa luasnya Nikmat Allah SWT

Betapa luasnya Nikmat Allah SWT

http://i165.photobucket.com/albums/u76/ukhti27/selawatibrahimiyyah-1.jpg

“Ketahuilah bahwa segala yang dicari oleh setiap orang adalah nikmat. Akan tetapi kenikmatan yang hakiki adalah kebahagiaan di akhirat kelak dan segala nikmat selainnya akan lenyap.”

“Barangsiapa tidak mensyukuri yang sedikit maka dia tidak akan mensyukuri atas yang banyak dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Menceritakan sebuah nikmat (yang didapati) kepada orang lain termasuk dari syukur dan meninggalkannya adalah kufur, bersatu adalah rahmat dan bercerai berai adalah azab.”
(HR. Ahmad dari An-Nu’man bin Basyir)

Demikian banyak nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada satupun manusia yang bisa menghitungnya, meski menggunakan alat secanggih apapun. Pernahkah kita berpikir, untuk apa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan demikian banyak nikmat kepada para hamba-Nya? Untuk sekedar menghabiskan nikmat-nikmat tersebut atau ada tujuan lain?

Luasnya Pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala

Sungguh betapa besar dan banyak nikmat yang telah dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Setiap hari silih berganti kita merasakan satu nikmat kemudian beralih kepada nikmat yang lain. Di mana kita terkadang tidak membayangkan sebelumnya akan terjadi dan mendapatkannya. Sangat besar dan banyak karena tidak bisa untuk dibatasi atau dihitung dengan alat secanggih apapun di masa kini.

Semua ini tentunya mengundang kita untuk menyimpulkan betapa besar karunia dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. Dalam realita kehidupan, kita menemukan keadaan yang memprihatinkan. Yaitu mayoritas manusia dalam keingkaran dan kekufuran kepada Pemberi Nikmat. Puncaknya adalah menyamakan pemberi nikmat dengan makhluk, yang keadaan makhluk itu sendiri sangat butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu hal ini termasuk dari kedzaliman di atas kedzaliman sebagaimana dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

“Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezaliman yang paling besar.” (Luqman: 13)

Kendati demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap memberikan kepada mereka sebagian karunia-Nya disebabkan “kasih sayang-Nya mendahului murka-Nya” dan membukakan bagi mereka pintu untuk bertaubat. Oleh sebab itu tidak ada alasan bagi hamba ini untuk:

- Ingkar dan kufur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menyamakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan makhluk-Nya yang sangat butuh kepada-Nya.
- Menyombongkan diri serta angkuh dengan tidak mau melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan larangan-larangan-Nya atau tidak mau menerima kebenaran dan mengentengkan orang lain.
- Tidak mensyukuri pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ

“Dan nikmat apapun yang kalian dapatkan adalah datang dari Allah.” (An-Nahl: 53)

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا

“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah niscaya kalian tidak akan sanggup.” (An-Nahl: 18)
Pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Satu Tujuan yang Mulia

Dari sekian nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita, mari kita mencoba menghitungnya.

Sudah berapakah dalam kalkulasi kita nikmat yang telah kita syukuri dan dari sekian nikmat yang telah kita pergunakan untuk bermaksiat kepada-Nya. Jika kita menemukan kalkulasi yang baik, maka pujilah Allah Subhanahu wa Ta’ala karena Dia telah memberimu kesempatan yang baik. Jika kita menemukan sebaliknya maka janganlah engkau mencela melainkan dirimu sendiri.1

Setiap orang bisa mengatakan bahwa semua yang ada di dunia ini merupakan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tahukah anda apa rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut?

Ketahuilah bahwa kenikmatan yang berlimpah ruah bukanlah tujuan diciptakannya manusia dan bukan pula sebagai wujud cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia untuk sebuah kemuliaan baginya dan menjadikan segala nikmat itu sebagai perantara untuk menyampaikan kepada kemuliaan tersebut. Tujuan itu adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, sebagaimana hal ini disebutkan dalam firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Bagi orang yang berakal akan berusaha mencari rahasia di balik pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berlimpah ruah tersebut. Setelah dia menemukan jawabannya, yaitu untuk beribadah kepada-Nya saja, maka dia akan mengetahui pula bahwa dunia bukan sebagai tujuan.

Sebagai bukti yaitu adanya kematian setelah hidup ini dan adanya kehidupan setelah kematian diiringi dengan persidangan dan pengadilan serta pembalasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah kehidupan yang hakiki di akhirat nanti. Kesimpulan seperti ini akan mengantarkan kepada:

1. Dunia bukan tujuan hidup.
2. Kenikmatan yang ada padanya bukan tujuan diciptakan manusia, akan tetapi sebagai perantara untuk suatu tujuan yang mulia.
3. Semangat beramal untuk tujuan hidup yang hakiki dan kekal.

Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa nikmat itu ada dua bentuk, nikmat yang menjadi tujuan dan nikmat yang menjadi perantara menuju tujuan. Nikmat yang merupakan tujuan adalah kebahagiaan akhirat dan nilainya akan kembali kepada empat perkara.

Pertama: Kekekalan dan tidak ada kebinasaan setelahnya,
Kedua: Kebahagian yang tidak ada duka setelahnya,
Ketiga: Ilmu yang tidak ada kejahilan setelahnya,
Keempat: Kaya yang tidak ada kefakiran setelahnya.

Semua ini merupakan kebahagiaan yang hakiki. Adapun bagian yang kedua (dari dua jenis nikmat) adalah sebagai perantara menuju kebahagiaan yang disebutkan dan ini ada empat perkara:

Pertama: Keutamaan diri sendiri seperti keimanan dan akhlak yang baik.
Kedua: Keutamaan pada badan seperti kekuatan dan kesehatan dan sebagainya.
Ketiga: Keutamaan yang terkait dengan badan seperti harta, kedudukan, dan keluarga.
Keempat: Sebab-sebab yang menghimpun nikmat-nikmat tersebut dengan segala keutamaan seperti hidayah, bimbingan, kebaikan, pertolongan, dan semua nikmat ini adalah besar.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 282)
Untaian Indah dari Ibnu Qudamah

“Ketahuilah bahwa segala yang dicari oleh setiap orang adalah nikmat. Akan tetapi kenikmatan yang hakiki adalah kebahagiaan di akhirat kelak dan segala nikmat selainnya akan lenyap. Semua perkara yang disandarkan kepada kita ada empat macam:

Pertama: Sesuatu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat seperti ilmu dan akhlak yang baik. Inilah kenikmatan yang hakiki.

Kedua: Sesuatu yang memudaratkan di dunia dan di akhirat. Ini merupakan bala’ (kerugian) yang hakiki.

Ketiga: Bermanfaat di dunia akan tetapi memudaratkan di akhirat seperti berlezat-lezat dan mengikuti hawa nafsu. Ini sesungguhnya bala bagi orang yang berakal, sekalipun orang jahil menganggapnya nikmat. Seperti seseorang yang sedang lapar lalu menemukan madu yang bercampur racun. Bila tidak mengetahuinya, dia menganggap sebuah nikmat dan jika mengetahuinya dia menganggapnya sebagai malapetaka.

Keempat: Memudaratkan di dunia namun akan bermanfaat di akhirat sebagai nikmat bagi orang yang berakal. Contohnya obat, bila dirasakan sangat pahit dan pada akhirnya akan menyembuhkan (dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala).

Seorang anak bila dipaksa untuk meminumnya dia menyangka sebagai malapetaka dan orang yang berakal akan menganggapnya sebagai nikmat. Demikian juga bila seorang anak butuh untuk dibekam, sang bapak berusaha menyuruh dan memerintahkan anaknya untuk melakukannya. Namun sang anak tidak bisa melihat akibat di belakang yang akan muncul berupa kesembuhan.

(Begitupun) sang ibu akan berusaha mencegah karena cintanya yang tinggi kepada anak tersebut karena sang ibu tidak tahu tentang maslahat yang akan muncul dari pengobatan tersebut.

Sang anak menuruti apa kata ibunya. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuannya sehingga ia lebih menuruti ibunya daripada bapaknya. Bersamaan dengan itu sang anak menganggap bapaknya sebagai musuh. Jika sang anak berakal, niscaya dia akan menyimpulkan bahwa sang ibu merupakan musuh sesungguhnya dalam wujud teman dekat. Karena larangan sang ibu untuk berbekam akan menggiringnya kepada penyakit yang lebih besar dibandingkan sakit karena berbekam.

Karena itu, teman yang jahil lebih berbahaya dari seorang musuh yang berakal. Dan setiap orang menjadi teman dirinya sendiri, akan tetapi nafsu merupakan teman yang jahil. Nafsu akan berbuat pada dirinya apa yang tidak diperbuat oleh musuh.” (Minhajul Qashidin hal. 281-282)
Syukur dalam Tinjauan Bahasa dan Agama

Syukur secara bahasa adalah nampaknya bekas makan pada badan binatang dengan jelas. Binatang yang syakur artinya: Apabila nampak padanya kegemukan karena makan melebihi takarannya.

Adapun dalam tinjauan agama, syukur adalah: Nampaknya pengaruh nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas seorang hamba melalui lisannya dengan cara memuji dan mengakuinya; melalui hati dengan cara meyakininya dan cinta; serta melalui anggota badan dengan penuh ketundukan dan ketaatan. (Madarijus Salikin, 2/244)

Ada juga yang mendefinisikan syukur dengan makna lain seperti:
1. Mengakui nikmat yang diberikan dengan penuh ketundukan.
2. Memuji yang memberi nikmat atas nikmat yang diberikannya.
3. Cinta hati kepada yang memberi nikmat dan (tunduknya) anggota badan dengan ketaatan serta lisan dengan cara memuji dan menyanjungnya.
4. Menyaksikan kenikmatan dan menjaga (diri dari) keharaman.
5. Mengetahui kelemahan diri dari bersyukur.
6. Menyandarkan nikmat tersebut kepada pemberinya dengan ketenangan.
7. Engkau melihat dirimu orang yang tidak pantas untuk mendapatkan nikmat.
8. Mengikat nikmat yang ada dan mencari nikmat yang tidak ada.

Masih banyak lagi definisi para ulama tentang syukur, akan tetapi semuanya kembali kepada penjelasan Ibnul Qayyim sebagaimana disebutkan di atas.

Yang jelas, syukur adalah sebuah istilah yang digunakan pada pengakuan/ pengetahuan akan sebuah nikmat. Karena mengetahui nikmat merupakan jalan untuk mengetahui Dzat yang memberi nikmat. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menamakan Islam dan iman di dalam Al-Qur`an dengan syukur. Dari sini diketahui bahwa mengetahui sebuah nikmat merupakan rukun dari rukun-rukun syukur. (Madarijus Salikin, 2/247)

Apabila seorang hamba mengetahui sebuah nikmat maka dia akan mengetahui yang memberi nikmat. Ketika seseorang mengetahui yang memberi nikmat tentu dia akan mencintai-Nya dan terdorong untuk bersungguh-sungguh mensyukuri nikmat-Nya. (Madarijus Salikin, 2/247, secara ringkas)
Syukur Tidak Sempurna Melainkan dengan Mengetahui Apa yang Dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala

Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Ketahuilah bahwa syukur dan tidak kufur tidak akan sempurna melainkan dengan mengetahui segala apa yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab makna syukur adalah mempergunakan segala karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada apa yang dicintai-Nya, dan kufur nikmat adalah sebaliknya. Bisa juga dengan tidak memanfaatkan nikmat tersebut atau mempergunakannya pada apa yang dimurkai-Nya.”
Makna Syukur

Syukur memiliki tiga makna.

Pertama: Mengetahui (pemberian tersebut) adalah sebuah nikmat. Artinya dia menghadirkan dalam benaknya, mempersaksikan, dan memilahnya. Hal ini akan bisa terwujud dalam benak sebagaimana terwujud dalam kenyataan. Sebab banyak orang yang jika engkau berbuat baik kepadanya namun dia tidak mengetahui (bahwa itu adalah perbuatan baik). Gambaran ini bukan termasuk dari syukur.

Kedua: Menerima nikmat tersebut dengan menampakkan butuhnya kepadanya. Dan bahwa sampainya nikmat tersebut kepadanya bukan sebagai satu keharusan hak baginya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tanpa membelinya dengan harga. Bahkan dia melihat dirinya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti seorang tamu yang tidak diundang.

Ketiga: Memuji yang memberi nikmat. Dalam hal ini ada dua bentuk, yaitu umum dan khusus. Pujian yang bersifat umum adalah menyifati pemberi nikmat dengan sifat dermawan, kebaikan, luas pemberiannya, dan sebagainya. Pujian yang bersifat khusus adalah menceritakan nikmat tersebut dan memberitahukan bahwa nikmat tersebut sampai kepada dia karena sebab Sang Pemberi tersebut. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan adapun tentang nikmat Rabbmu maka ceritakanlah.” (Adh-Dhuha: 11)
Menceritakan Sebuah Nikmat Termasuk Syukur

Menceritakan sebuah nikmat yang dia dapatkan kepada orang lain termasuk dalam kategori syukur. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ صَنَعَ إِلَيْهِ مَعْرُوْفًا فَلْيَجْزِ بِهِ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ مَا يَجْزِي بِهِ فَلْيُثْنِ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ وَمَنْ تَحَلَّى بِمَا لَمْ يُعْطَ كَانَ كَلاَبِسِ ثَوْبَيْ زُوْرٍ

“Barangsiapa yang diberikan kebaikan kepadanya hendaklah dia membalasnya dan jika dia tidak mendapatkan sesuatu untuk membalasnya hendaklah dia memujinya. Karena jika dia memujinya sungguh dia telah berterima kasih dan jika dia menyembunyikannya sungguh dia telah kufur. Dan barangsiapa yang berhias dengan sesuatu yang dia tidak diberi, sama halnya dengan orang yang memakai dua ­baju kedustaan.” (HR. Abu Dawud no. 4179, At-Tirmidzi no. 1957 dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan adapun tentang nikmat Rabbmu maka ceritakanlah.” (Adh-Dhuha: 11)

Menceritakan nikmat yang diperintahkan di dalam ayat ini ada dua pendapat di kalangan para ulama.

Pertama: Menceritakan nikmat tersebut dan memberitahukannya kepada orang lain seperti dengan ucapan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberiku nikmat demikian dan demikian.”

Kedua: Menceritakan nikmat yang dimaksud di dalam ayat ini adalah berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan umat.

Dari kedua pendapat tersebut, Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam Madarijus Salikin (2/249) mentarjih dengan perkataan beliau: “Yang benar, ayat ini mencakup kedua makna tersebut. Karena masing-masingnya adalah nikmat yang kita diperintahkan untuk mensyukurinya, menceritakannya, dan menampakkannya sebagai wujud kesyukuran.”

Beliau berkata: “Dalam sebuah atsar yang lain dan marfu’ disebutkan:

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيْلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيْرَ وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ، وَالتَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ وَتَرْكُهُ كُفْرٌ وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ

“Barangsiapa tidak mensyukuri yang sedikit maka dia tidak akan mensyukuri atas yang banyak dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Menceritakan sebuah nikmat (yang didapati) kepada orang lain termasuk dari syukur dan meninggalkannya adalah kufur, bersatu adalah rahmat dan bercerai berai adalah azab.” (HR. Ahmad dari An-Nu’man bin Basyir)
Dengan Apa Seorang Hamba Bersyukur?

Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Syukur bisa dilakukan dengan hati, lisan, dan anggota badan. Adapun dengan hati adalah berniat untuk melakukan kebaikan dan menyembunyikannya pada khayalak ramai. Adapun dengan lisan adalah menampakkan kesyukuran itu dengan memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala. Artinya, menampakkan keridhaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan hal ini sangat dituntut, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

التَّحَدُّثُ بِالنِّعَمِ شُكْرٌ وَتَرْكُهُ كُفْرٌ

‘Menceritakan nikmat itu adalah wujud kesyukuran dan meninggalkannya adalah wujud kekufuran.’

Adapun dengan anggota badan adalah mempergunakan nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut dalam ketaatan kepada-Nya dan menjaga diri dari bermaksiat dengannya. Termasuk kesyukuran terhadap nikmat kedua mata adalah dengan cara menutup setiap aib yang dilihat pada seorang muslim. Dan termasuk kesyukuran atas nikmat kedua telinga adalah menutup setiap aib yang didengar. Penampilan seperti ini termasuk wujud kesyukuran terhadap anggota badan.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 277)

Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur itu bisa dilakukan oleh hati dengan tunduk dan kepasrahan, oleh lisan dengan mengakui nikmat tersebut, dan oleh anggota badan dengan ketaatan dan penerimaan.” (Madarijus Salikin, 2/246)

Derajat Syukur

Syukur memiliki tiga tingkatan:

Pertama: Bersyukur karena mendapatkan apa yang disukai.
Tingkat syukur ini bisa juga dilakukan orang Islam dan non Islam, seperti Yahudi dan Nasrani, bahkan Majusi. Namun Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Jika engkau mengetahui hakikat syukur, dan di antara hakikat syukur adalah menjadikan nikmat tersebut membantu dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mencari ridha-Nya, niscaya engkau akan mengetahui bahwa kaum musliminlah yang pantas menyandang derajat syukur ini.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha telah menulis surat kepada Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu: ‘Sesungguhnya tingkatan kewajiban yang paling kecil atas orang yang diberi nikmat adalah tidak menjadikan nikmat tersebut sebagai jembatan untuk bermaksiat kepada-Nya’.” (Madarijus Salikin, 2/253)

Kedua: Mensyukuri sesuatu yang tidak disukai. Orang yang melakukan jenis syukur ini adalah orang yang sikapnya sama dalam semua keadaan, sebagai bukti keridhaannya.

Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Bersyukur atas sesuatu yang tidak disukai lebih berat dan lebih sulit dibandingkan mensyukuri yang disenangi. Oleh sebab itulah, syukur yang kedua ini di atas jenis syukur yang pertama. Syukur jenis kedua ini tidak dilakukan kecuali oleh salah satu dari dua jenis orang:

* Seseorang yang semua keadaannya sama. Artinya, sikapnya sama terhadap yang disukai dan tidak disukai, dan dia bersyukur atas semuanya sebagai bukti keridhaan dirinya terhadap apa yang terjadi. Ini merupakan (gambaran) kedudukan ridha.
* Seseorang yang bisa membedakan keadaannya. Dia tidak menyukai sesuatu yang tidak menyenangkan dan tidak ridha bila menimpanya. Namun bila sesuatu yang tidak menyenangkan menimpanya, dia tetap mensyukurinya. Kesyukurannya (dia jadikan) sebagai pemadam kemarahannya, sebagai penutup dari berkeluh kesah, dan demi menjaga adab serta menempuh jalan ilmu. Karena sesungguhnya adab dan ilmu akan membimbing seseorang untuk bersyukur di waktu senang maupun susah.
Tentunya yang pertama lebih tinggi dari yang kedua. (Madarijus Salikin, 2/254)

Ketiga: Seseorang seolah-olah tidak menyaksikan kecuali Yang memberinya kenikmatan. Artinya, bila dia melihat yang memberinya kenikmatan dalam rangka ibadah, dia akan menganggap besar nikmat tersebut. Dan bila dia menyaksikan yang memberi kenikmatan karena rasa cinta, niscaya semua yang berat akan terasa manis baginya.

Manusia dan Syukur

Kita telah mengetahui bahwa syukur merupakan salah satu sifat yang terpuji dan sifat yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi tidak semua orang bisa mendapatkannya. Artinya, ada yang diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ada pula yang tidak.

Manusia dan syukur terbagi menjadi tiga golongan:
Pertama: Orang yang mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kedua: Orang yang menentang nikmat yang diberikan alias kufur nikmat.
Ketiga: Orang yang berpura-pura syukur padahal dia bukan orang yang bersyukur. Orang yang seperti ini dimisalkan dengan orang yang berhias dengan sesuatu yang tidak dia tidak miliki. (Madarijus Salikin, 2/48)
Dalil-dalil tentang Syukur

وَاشْكُرُوا لِلهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

“Bersyukurlah kalian kepada Allah jika hanya kepada-Nya kalian menyembah.” (Al-Baqarah: 172)

فَاذْكُرُوْنِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلاَ تَكْفُرُوْنِ

“Maka ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengingat kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku dan jangan kalian kufur.” (Al-Baqarah: 152)

وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

“Dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya dan kepada-Nya kalian dikembalikan.” (Al-’Ankabut: 17)

وَسَيَجْزِي اللهُ الشَّاكِرِيْنَ

“Dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur.” (Ali ‘Imran: 144)

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ

“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah (nikmat Kami) dan jika kalian mengkufurinya sungguh azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata:

أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا؟

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun di malam hari sampai pecah-pecah kedua kaki beliau lalu ‘Aisyah berkata: ‘Ya Rasulullah, kenapa engkau melakukan yang demikian, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lewat dan akan datang?’ Beliau menjawab: ‘Apakah aku tidak suka menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Al-Bukhari no 4660 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)

Masih banyak dalil lain yang menjelaskan tentang keutamaan syukur dan anjuran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Semoga apa yang dibawakan di sini mewakili yang tidak disebutkan.

Ancaman bagi Orang-Orang yang Tidak Bersyukur

Yang tidak bersyukur lebih banyak dari yang bersyukur. Hal ini tidak bisa dipungkiri oleh orang yang berakal bersih. Sebagaimana orang yang ingkar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih banyak dari yang beriman. Demikianlah keterangan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:

وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ

“Dan sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur.” (Saba`: 13)

Sebuah peringatan tentu akan bermanfaat bagi orang yang beriman. Di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan dari kufur nikmat setelah memerintahkan untuk bersyukur dan menjelaskan keutamaan yang akan di dapatinya sebagaimana penjelasan Al-Imam As-Sa’di rahimahullahu dalam tafsir beliau: “Jika seseorang bersyukur niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabadikan nikmat yang dia berada padanya dan menambahnya dengan nikmat yang lain.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ

“Dan Rabb kalian telah mengumumkan jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah (nikmat Kami) dan jika kalian mengkufurinya sungguh azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan: “Jika kalian mengkufuri nikmat, menutup-nutupinya dan menentangnya maka (azab-Ku sangat pedih) yaitu dengan dicabutnya nikmat tersebut dan siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpanya dengan sebab kekufurannya. Dan disebutkan dalam sebuah hadits: ‘Sesungguhnya seseorang diharamkan untuk mendapatkan rizki karena dosa yang diperbuatnya’.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/637)
Syukur dan Sabar

Kita akan bertanya: “Jika engkau ditimpa sebuah musibah lalu engkau mensyukurinya, maka tentu pada sikap kesyukuranmu terdapat sifat sabar dan sifat ridha terhadap musibah yang menimpa dirimu. Dan kita mengetahui bahwa ridha merupakan bagian dari kesabaran. Sementara syukur merupakan buah dari sifat ridha.”

Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur termasuk kedudukan yang paling tinggi dan lebih tinggi -bahkan jauh lebih tinggi- daripada kedudukan ridha. Di mana sifat ridha masuk dalam syukur, karena mustahil syukur ada tanpa ridha.” (Madarijus Salikin, 2/242)
Kenapa Kebanyakan Orang Tidak Bersyukur?

Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Makhluk ini tidak mau mensyukuri nikmat karena padanya ada dua (sifat) yaitu kejahilan dan kelalaian. Kedua sifat ini menghalangi mereka untuk mengetahui nikmat. Karena tidak tergambar bahwa seseorang akan bisa bersyukur tanpa mengetahui nikmat (sebuah pemberian). Jika pun mereka mengetahui nikmat, mereka menyangka bahwa bersyukur itu hanya sebatas mengucapkan alhamdulillah atau syukrullah dengan lisan. Mereka tidak mengetahui bahwa makna syukur adalah mempergunakan nikmat pada jalan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 288)

Kesimpulan ucapan Ibnu Qudamah rahimahullahu adalah bahwa manusia banyak tidak bersyukur karena ada dua perkara yang melandasinya yaitu kejahilan dan kelalaian.

Mengobati Kelalaian dari Bersyukur

Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Hati yang hidup akan menggali segala macam nikmat diberikan. Adapun hati yang jahil (lalai) tidak akan menganggap sebuah nikmat sebagai nikmat kecuali setelah bala’ menimpanya. Caranya, hendaklah dia terus memandang kepada yang lebih rendah darinya dan berusaha berbuat apa yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Mendatangi tempat orang yang sedang sakit dan melihat berbagai macam ujian yang sedang menimpa mereka, kemudian berpikir tentang nikmat sehat dan keselamatan. Menyaksikan jenazah orang yang terbunuh, dipotong tangan mereka, kaki-kaki mereka dan diazab, lalu dia bersyukur atas keselamatan dirinya dari berbagai azab.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 290)
Wallahu a’lam.

Catatan kaki:

1 Demikianlah makna yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim (no. 4674) dari shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu.

Rujukan:

http://www.lailahaillallah.com/blog/page_2/