Friday, July 26, 2013

Doa Jibril Tatkala Naik Tangga Diaminkan Rasulullah

~::Doa Jibril Tatkala Naik Tangga Diaminkan Rasulullah::~

Dari Ka’ab Bin ‘Ujrah (ra) katanya:

Rasulullah S.A.W bersabda: 

"Berhimpunlah kamu sekalian dekat dengan mimbar." Maka kami pun berhimpun.

Lalu beliau menaiki anak tangga mimbar, beliau berkata: Amin.
Ketika naik ke anak tangga kedua, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika menaiki anak tangga ketiga, beliau berkata lagi: Amin.

Dan ketika beliau turun (dari mimbar) kami pun bertanya: "Ya Rasulullah, kami telah mendengar sesuatu dari tuan pada hari ini yang kami belum pernah mendengarnya sebelum ini."

Lalu baginda menjawab:

“Sesungguhnya Jibrail (A.S) telah membisikkan (doa) kepadaku, katanya: 

"Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak juga diampuni." Lalu aku pun mengaminkan doa tersebut. 

Ketika aku naik ke anak tangga kedua, dia berkata lagi: 

"Celakalah orang yang (apabila) disebut namamu di sisinya tetapi dia tidak menyambutnya dengan salawat ke atasmu." Lalu aku pun mengaminkannya. 

Dan ketika aku naik ke anak tangga yang ketiga, dia berkata lagi: 

"Celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya yang sudah tua atau salah seorang daripadanya, namun mereka tidak memasukkan dia ke dalam syurga." Lalu aku pun mengaminkannya.

(Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma’uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 disahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka’ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No.500 dari Jabir bin Abdillah)

Penjelasan hadits:

Pelajaran yang dapat diambil adalah :

1. Bila kita mendengar orang berdoa maka kita sebaiknya mengaminkannya.

2. Bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan dosa bila kita menjalankan puasa dan ibadah-ibadah dilaksanakan. Bila seseorang tidak mendapat pengampunan dosa dari Allah, berarti orang teersebut menyia-nyaiakannya dan didoakan kecelakaan kepada orang tersebut oleh Malaikat JIbril.

2. Bila disebut nama Rasulullah Muhammad shalallahu 'alihi wa sallam, kita wajib bershalawat, bahkan Allah dan para Malaikat bershalat kepadanya.

Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)

Shalawat dilakukan agar kita mendapat syafa'atnya, celaka bila tidak mau mendapat syafa'at Rasulullah, yang berarti tidak mau diselamatkan dari siksa akhirat.

3. Berbakti kepada ibu bapak yang sudah tua atau salah seorang daripadanya adalah salah satu jalan masuk surga. Bila kita mendapati ibu bapak yang sudah tua atau salah seorang daripadanya, namun tidak merawat dan berbakti kepadanya, maka celakalah orang tersebut menyia-nyiakan ibu - bapaknya dan menyia-nyiakan kesempatan masuk surga melalui ibu-bapaknya atau salah satu dari keduanya.

Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Terserah kamu telantarkan ia apa kamu khendak menjaganya” (HR Tirmidzi)

Al-Qadhi berkata, “maksud pintu surga yang paling tengah adalah pintu yang paling bagus dan paling tinggi, Dengan kata lain sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaganya”.

Semoga kita bisa mengamalkannya dengan baik dan terhindar dari do'a Malaikat Jibril. 

Selamat memaksimalkan bulan ramadhan yang tinggal separuh ini.

Wallahu a'lam bishawab

Hikmah Dan Cara Zikir Kalimah Tauhid

Hikmah Dan Cara Zikir Kalimah Tauhid

Nuffnang Ads

Salah satu dzikir yang paling utama adalah kalimat La ilaha Illallah/ لاإله إلاالله yang artinya tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT. Begitulah pesan Rasulullah SAW kepada Sayyidina Ali khw, ketika beliau secara pribadi memohon agar diberikan dzikir khusus yang lebih berat dari dunia seisinya, dan lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah swt.

Maka Rasulullah SAW pun menjawab, “Jangan begitu Saudaraku Ali, bahwa ucapan yang paling utama yang aku ucapkan dan juga diucapkan nabi-nabi sebelumku adalah La ilaha Illallah”.

أفضل ماقلت أنا والنبيون من قبلي لاإله إلاالله

Demikianlah Rasulullah SAW memberikan ijazah dzikir لاإله إلاالله kepada sayyidina Ali yang kemudian diturunkan kepada para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in hingga kepada kita semua. Karena sesungguhnya kalimat لاإله إلاالله menyimpan berbibu hikmah bahkan juga dunia seisinya.

Dalam salah satu hadits riwayat sahabat Anas disebutkan:

مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَمَدَّهَا هُدِمَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ آلافِ ذَنْبٍ مِنَ الْكَبَائِرِ

“Sesungguhnya barang siapa membaca kalimat Tauhid لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ dan memanjangkannya, maka baginya akan dihapus empat ribu macam dosa besar”.


Pada saat itu para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, lalu bagaimana apabila satupun dia tidak memiliki dosa besar?”, Rasulullah menjawab; “Maka yang dihapuskan empat ribu macam dosa besar adalah keluarga dan para tetangganya”.

Diantara ajaran para ulama ketika membaca panjang kalimat Tauhid, adalah memanjangkan kata LA sambil kepala berpaling ke sebelah kanan dan hati menghayati artinya yaitu “tidak ada”. Dan ketika melafazkanILAHA sambil kepala bergerak ke bagian tengah dan hati menghayati artinya yaitu “Tuhan yang wajib disembah”. Kemudian ktika melafazkan ILLALLAH sambil kepala berpaling ke sebelah kiri dan hati menghayati artinya yaitu “melainkan Allah”.

Dan yang penting diperhatikan juga adalah menyambung kalimat tauhid tersebut dengan kalimat  مُحَمَّدُ رَسُوْلُ اللهِ  di dalam hati serta menghayati artinya yaitu “Muhammad adalah utusan Allah”. Hal ini untuk membedakan cara membaca kalimat Tauhid umat Rasulullah Muhammad SAW dengan umat terdahulu.

Sebenarnya berdzikir dengan kalimat tauhid ini tidak hanya dianjurkan kepada umat Muhammad SAW saja, tetapi juga umat para nabi terdahulu. Sebuah cerita menggambarkan hal ini diriwayatkan dari Wahab bin Manbah.

 عن وهب بن منبه رضي الله عنه قال قرأت في آخر زبور داود عليه الصلاة والسلام ثلاثين سطرا يا داود هل تدرى أي المؤمنين أحب إلى أن أطيل حياته الذي إذا قال لا إله إلا الله اقشعر جلده وإني أكره لذلك الموت كما تكره الوالدة لولدها ولابد له منه انى أريد ان أسره في دار سوى هذه الدار فان نعيمها بلاء ورخاءها شدة فيها عدولا يألوهم خبالا يجرى منهم مجرى الدم من أجل ذلك عجلت أوليائي إلى الجنة لولا ذلك لما مات أدم عليه السلام وولده حتى ينفخ

Diriwayatkan dari Wahab bin Manbah bahwa dia pernah berkata, “Aku telah membaca tiga puluh baris terakhir dari kitab zaburnya Nabi Daud as. (di dalamnya diterangkan) Allah berfirman kepada Nabi Daud: “Apakah kau tahu orang mukmin yang paling aku inginkan untuk ku panjangkan umurnya?” Nabi Daud menjawab: “Tidak tahu”.

Kemudian Allah menjelaskan “yaitu orang mu’min yang jika membaca kalimat tauhid akan merinding bulu-bulanya. Dan aku sangat membenci (tidak ingnkan) orang mu’min seperti itu lekas mati, seperti orang tua yang tidak rela anaknya mati. Sesungguhnya aku ingin sekali menyenangkannya di rumah yang bukan rumah ini (fana = dunia). Karena kenikmatan di dunia ini merupakan cobaan, dan kemewahan-kemewahan itu hanyalah kesengsaraan. Di samping itu di dunia banyak musuh yang mondar-mandir terus mengalir menyelebunginya seperti aliran darah yang mengajak pada kerusakan.

Oleh karena itu aku segerakan mereka para kekasihku (mati lalu) masuk ke surgaku. Andaikata tidak demikian, niscaya tidak akan mati Nabi Adam dan anak cucunya hingga ditiupnya  sangka kala.        

Demikianlah posisi pentingnya kalimat tauhid لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ  bagi seorang mu’min, ia tidak sekedar sebagai kalimat pengakuan keesaan Allah SWT, akan tetapi juga sebagai kunci menuju kesuksesan hidup di akhirat nanti. Sebagaimana janji Allah yang dijelaskan kepada Nabi Daud as. Karena itulah dikatakan   مفتاح الجنة لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ bahwa pintu surga adalah LA ILAHA ILLALLAH.


Hikmah Dan Cara Zikir Kalimah Tauhid

Hikmah Dan Cara Zikir Kalimah Tauhid

Nuffnang Ads

Salah satu dzikir yang paling utama adalah kalimat La ilaha Illallah/ لاإله إلاالله yang artinya tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT. Begitulah pesan Rasulullah SAW kepada Sayyidina Ali khw, ketika beliau secara pribadi memohon agar diberikan dzikir khusus yang lebih berat dari dunia seisinya, dan lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah swt.

Maka Rasulullah SAW pun menjawab, “Jangan begitu Saudaraku Ali, bahwa ucapan yang paling utama yang aku ucapkan dan juga diucapkan nabi-nabi sebelumku adalah La ilaha Illallah”.

أفضل ماقلت أنا والنبيون من قبلي لاإله إلاالله

Demikianlah Rasulullah SAW memberikan ijazah dzikir لاإله إلاالله kepada sayyidina Ali yang kemudian diturunkan kepada para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in hingga kepada kita semua. Karena sesungguhnya kalimat لاإله إلاالله menyimpan berbibu hikmah bahkan juga dunia seisinya.

Dalam salah satu hadits riwayat sahabat Anas disebutkan:

مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَمَدَّهَا هُدِمَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ آلافِ ذَنْبٍ مِنَ الْكَبَائِرِ

“Sesungguhnya barang siapa membaca kalimat Tauhid لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ dan memanjangkannya, maka baginya akan dihapus empat ribu macam dosa besar”.


Pada saat itu para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, lalu bagaimana apabila satupun dia tidak memiliki dosa besar?”, Rasulullah menjawab; “Maka yang dihapuskan empat ribu macam dosa besar adalah keluarga dan para tetangganya”.

Diantara ajaran para ulama ketika membaca panjang kalimat Tauhid, adalah memanjangkan kata LA sambil kepala berpaling ke sebelah kanan dan hati menghayati artinya yaitu “tidak ada”. Dan ketika melafazkanILAHA sambil kepala bergerak ke bagian tengah dan hati menghayati artinya yaitu “Tuhan yang wajib disembah”. Kemudian ktika melafazkan ILLALLAH sambil kepala berpaling ke sebelah kiri dan hati menghayati artinya yaitu “melainkan Allah”.

Dan yang penting diperhatikan juga adalah menyambung kalimat tauhid tersebut dengan kalimat  مُحَمَّدُ رَسُوْلُ اللهِ  di dalam hati serta menghayati artinya yaitu “Muhammad adalah utusan Allah”. Hal ini untuk membedakan cara membaca kalimat Tauhid umat Rasulullah Muhammad SAW dengan umat terdahulu.

Sebenarnya berdzikir dengan kalimat tauhid ini tidak hanya dianjurkan kepada umat Muhammad SAW saja, tetapi juga umat para nabi terdahulu. Sebuah cerita menggambarkan hal ini diriwayatkan dari Wahab bin Manbah.

 عن وهب بن منبه رضي الله عنه قال قرأت في آخر زبور داود عليه الصلاة والسلام ثلاثين سطرا يا داود هل تدرى أي المؤمنين أحب إلى أن أطيل حياته الذي إذا قال لا إله إلا الله اقشعر جلده وإني أكره لذلك الموت كما تكره الوالدة لولدها ولابد له منه انى أريد ان أسره في دار سوى هذه الدار فان نعيمها بلاء ورخاءها شدة فيها عدولا يألوهم خبالا يجرى منهم مجرى الدم من أجل ذلك عجلت أوليائي إلى الجنة لولا ذلك لما مات أدم عليه السلام وولده حتى ينفخ

Diriwayatkan dari Wahab bin Manbah bahwa dia pernah berkata, “Aku telah membaca tiga puluh baris terakhir dari kitab zaburnya Nabi Daud as. (di dalamnya diterangkan) Allah berfirman kepada Nabi Daud: “Apakah kau tahu orang mukmin yang paling aku inginkan untuk ku panjangkan umurnya?” Nabi Daud menjawab: “Tidak tahu”.

Kemudian Allah menjelaskan “yaitu orang mu’min yang jika membaca kalimat tauhid akan merinding bulu-bulanya. Dan aku sangat membenci (tidak ingnkan) orang mu’min seperti itu lekas mati, seperti orang tua yang tidak rela anaknya mati. Sesungguhnya aku ingin sekali menyenangkannya di rumah yang bukan rumah ini (fana = dunia). Karena kenikmatan di dunia ini merupakan cobaan, dan kemewahan-kemewahan itu hanyalah kesengsaraan. Di samping itu di dunia banyak musuh yang mondar-mandir terus mengalir menyelebunginya seperti aliran darah yang mengajak pada kerusakan.

Oleh karena itu aku segerakan mereka para kekasihku (mati lalu) masuk ke surgaku. Andaikata tidak demikian, niscaya tidak akan mati Nabi Adam dan anak cucunya hingga ditiupnya  sangka kala.        

Demikianlah posisi pentingnya kalimat tauhid لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ  bagi seorang mu’min, ia tidak sekedar sebagai kalimat pengakuan keesaan Allah SWT, akan tetapi juga sebagai kunci menuju kesuksesan hidup di akhirat nanti. Sebagaimana janji Allah yang dijelaskan kepada Nabi Daud as. Karena itulah dikatakan   مفتاح الجنة لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ bahwa pintu surga adalah LA ILAHA ILLALLAH.


10 SAHABAT RASULULLAH YANG DIJAMIN MASUK SYURGA

10 SAHABAT RASULULLAH YANG DIJAMIN MASUK SYURGA!


SENARAI 10 SAHABAT NABI MUHAMMAD YANG DIJAMIN SYURGA | 10 orang sahabat Rasulullah S.A.W yang dijanjikan syurga ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Abdullah, Zubair bin Awwam, Sa'id bin Zaid, Abdurrahman bin Auf dan Abu Ubaidillah bin Jarrah. Baca ringkasan kusah hidup sahabat baginda yang mulia di bawah.

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.

Nama sebenar beliau ialah Abdullah ibni Abi Qahafah. Abu Bakar r.a, adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah S.A.W, hanya berbeza keluarga. Bila Abu Bakar r.a berasal dari keluarga Tamimi, maka Rasulullah S.A.W berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar r.a adalah seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlak yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah S.A.W yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah S.A.W.

Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar r.a minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah S.A.W sehingga tak hairan kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah S.A.W wafat. Rasulullah S.A.W selalu mengutamakan Abu Bakar r.a berbanding para sahabatnya yang lain sehingga nampak menonjol di tengah -tengah orang lain.

Rasulullah S.A.W bersabda : “Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat nescaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Baihaqi)

Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian Beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga di dalam Al-Qur'an (Surah At-Taubah ayat ke-40) sebagaimana berikut,

"Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Makkah) mengeluarkannya (dari negerinya Makkah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera (malaikat) yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan (syirik) orang-orang kafir terkebawah (kalah dengan sehina-hinanya), dan Kalimah Allah (Islam) ialah yang tertinggi (selama-lamanya), kerana Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana."

2. Umar bin Khatab ra.

Umar Ibnu Khattab r.a, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah S.A.W. Umar r.a masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah r.a dan suami adiknya Said bin Zaid r.a pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar r.a, telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang memeluk Islam. Di sisi kaumnya Umar r.a dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta berwatak kasar. Setelah Umar r.a masuk Islam, dakwah kemudian dilakukan secara terang-terangan.
Begitupun di saat hijrah, Umar r.a adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar r.a berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan puteranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghalang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar r.a tak seorang pun yang berani mencegah Umar. r.a

Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat di hadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy terhadap diri Nabi dan sahabat.

Di zaman kekhalifahannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam usia 64 tahun kerana dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah ra yang sekarang terletak di dalam Masjid Nabawi di Madinah.

Sebagai khalifah Islam yang kedua, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya, sampai setiap malam ia berkeliling kerana khuatir masih ada yang belum terpenuhi keperluannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.

3. Utsman bin Affan ra.

Utsman bin Affan r.a, sebuah Hadis yang menggambarkan peribadi Utsman r.a: “Orang yang paling kasih sayang di antara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi). 
Utsman r.a adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman r.a yang membiayainya seorang diri.

Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman r.a merintis penulisan Al Quran dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.

Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannya-lah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam usia 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi'.

4. Ali bin Abi Thalib ra.

Ali bin Abi Talib r.a, merupakan sepupu Rasulullah S.A.W dan kanak-kanak pertama yang masuk Islam. Beliau yang menggantikan posisi Rasulullah S.A.W di tempat tidurnya saat beliau hijrah. Semasa berlakunya perang Badar, Ali r.a menumpaskan seorang jaguh Quraisy iaitu Walid ibni Utba. Beliau mengahwini Fatimah r.a, anak Rasulullah S.AW.

Ketika itu beliau berumur 25 tahun dan Fatimah berumur 18 tahun. Kerana kemiskinannya Ali r.a menjual baju besi perangnya untuk dijadikan mahar. Walaupun begitu para sahabat lain seperti Saidina Abu Bakar, Saidina Umar, Saidina Usman dan Saidina Abdul Rahman bin Auf berbesar hati mengeluarkan perbelanjaan majlis perkahwinan kedua pengantin itu demi memuliakan Rasulullah S.A.W, kekasih yang amat mereka cintai.

Merupakan khalifah keempat, Beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khaththab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya di dalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, sekarang Irak.

5. Thalhah bin Abdullah ra.

Talhah bin Ubaidillah r.a, yang pada perang Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Talhah r.a yang sangat berani dan kuat inilah yang menjadi perisai melindungi Rasulullah S.A.W di saat-saat genting, beliau memapah Rasulullah S.A.W yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di hujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan kerana mengira Rasulullah S.A.W telah wafat. Saat itu Talhah r.a berkata kepada Rasulullah S.A.W, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi S.A.W tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Talhah kebajikan.” Sejak itu beliau mendapat julukan Burung Helang hari Uhud.

Rasulullah S.A.W pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”
Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, selalu aktif di setiap peperangan selain Perang Badar. Di dalam perang Uhud, Beliau-lah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh sehingga putus jari-jari Beliau. Thalhah bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun dan dimakamkan di Basrah.

6. Zubair bin Awwam ra.

Azzubair bin Awwam r.a, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Talhah r.a. Beliau memeluk Islam pada usia 15 tahun dan hijrah pada usia 18 tahun. Dengan seksaan yang ia terima dari pakciknya sendiri. Kepahlawanan Azzubair ibnu Awwam r.a terlihat dalam perang Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnu Awwam r.a berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.

Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnu Awwam r.a. Beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnu Awwam.” Azzubair ibnu Awwam r.a adalah suami Asma binti Abu Bakar r.a yang menghantarkan makanan pada Rasulullah S.A.W saat beliau hijrah bersama ayahnya.

Pada masa pemerintahan Umar r.a, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir, Amr bin Ash r.a meminta bala bantuan pada Amirul Mukminin, Umar r.a mengirimkan 4000 tentera yang dipimpin oleh 4 orang panglima, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu tentera bantuan yang dipimpin oleh 4 orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai 1000 orang. Tahukah anda siapa empat orang panglima itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnu Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.

Memeluk Islam juga kerana Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada usia 64 tahun.

7. Sa'ad bin Abi Waqqas ra.

Saad bin Abi Waqqash r.a, beliau adalah orang yang mula-mula melepaskan anak panah dalam membela agama Allah, dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya. Saad bin Abi Waqqash r.a memeluk Islam sewaktu berusia l7 tahun, dan keislamannya termasuk yang terdahulu di antara para sahabat. Hal ini pernah diceritakannya sendiri, katanya:

"Pada suatu saat saya beroleh kesempatan termasuk 3 orang pertama yang masuk Islam." Maksudnya bahawa beliau adalah salah seorang di antara tiga orang yang paling awal masuk Islam. Sesungguhnya Saad bin Abi Waqqash r.a adalah pakcik Nabi S.A.W juga. Kerana dia adalah dari Bani Zuhrah sedangkan Bani Zuhrah adalah keluarga Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah S.A.W.

Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan kedua ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi'.

8. Sa'id bin Zaid ra.

Said bin Zaid r.a, beliau adalah adik ipar Umar r.a. Adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh hidayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi r.a, dan Abu Dzar Al Ghifari r.a. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, kerana Said bin Zaid r.a adalah seorang sahabat yang sangat dermawan dan murah tangan.

Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah ra pernah diperintahkan oleh Rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraisy). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi'.

9. Abdurrahman bin Auf ra.

Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Ash-Shiddiq ra dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali.

Abdurrahman bin Auf r.a, adalah seorang pedagang yang berjaya. Namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun selepas berhijrah ke Madinah pun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat 400 dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar 100 orang, termasuk Ali r.a dan Utsman. r.a

Beliaupun berwasiat agar sebahagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah r.a berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di syurga.”
Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di Baqi'.

10. Abu Ubaidillah bin Jarrah ra.

Abu Ubaidah Ibnu Jarrah r.a, yang akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat perang Badar, sehingga Allah menurunkan ayat Quran surah Al Mujadilah ayat 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang terlekat pada kedua rahang Rasulullah S.A.W, dan dengan berbuat begitu beliau rela kehilangan giginya.

Abu Ubaidah r.a mendapat gelar dari Rasulullah S.A.W sebagai pemegang amanah umat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap umat ada orang pemegang amanah, dan pemegang amanat umat ini adalah Abu Ubaidah Ibnu Jarrah.”

Masuk Islam bersama Utsman bin Math'uun, turut berhijrah ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di Urdun (Syam) kerana penyakit, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.